Kata
Pengantar
Puji syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah sejarah ini.
Makalah ini saya sajikan secara sistematis dan disertai dengan gambar-gambar
yang relevan,sehingga mempermudah pembaca untuk mempelajarinya. Diakhir makalah
ini saya sajikan gambar-gambar untuk
menambah wawasan bagi pembaca. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan Makalah ini.
Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan buku ini.
Bojonegoro,
Januari 2014
Penulis
Daftar
Isi
Kata
pengantar...........................................................................1
Daftar
isi.....................................................................................2
BAB 1
-Pendahuluan..............................................................................3
-Latar
belakang.................................................................3
-Rumusan
masalah............................................................5
-Tujuan
makalah...............................................................5
-Manfaat
makalah.............................................................6
BAB II
-Pembahasan.............................................................................6-13
BAB III
-Penutup.....................................................................................14
-Kesimpulan..................................................................14-15
-Kritik dan
saran..............................................................16
-Daftar pustaka.................................................................16
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Kuba
merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Karibia utara, pada pertemuan
Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Kuba pertama kali dikunjungi
oleh bangsa Eropa ketika Christopher Columbus mendarat di ujung timur Kuba pada
28 Oktober 1492, kemudian Spanyol mengirimkan pasukannya untuk melakukan invasi
terhadap Kuba yang dipimpin oleh Diego Velazquez de Cuellar. Sejak itu Spanyol
menaklukkan penduduk pribumi dan berkuasa atas Kuba. Diego Velazquez de Cuellar
ditunjuk sebagai Gubernur Kuba untuk Spanyol pada 1511 dan membangun sebuah
villa di Baracoa yang menjadi ibukota pertama pulau itu (Ferdinand Zaviera,
2007: 20).
Spanyol membangun sebuah koloni baru di Kuba
dengan menyingkirkan penduduk asli yang telah menghuni pulau itu. Sekitar
16.000 hingga 60.000 penduduk asli dari suku bangsa Taino dan Siboney telah
menghuni Kuba sebelum kolonisasi.
Penduduk asli Kuba tersebut dipaksa masuk ke dalam encomiendas (semacam
daerah perlindungan) pada masa pendudukan pulau Kuba oleh Spanyol. Banyak
penduduk pribumi Kuba yang menjadi korban kebrutalan para Conquistador Spanyol.
Kuba
pertama-tama dijadikan basis untuk penaklukkan Spanyol ke benua Amerika.
Setelah penaklukan benua Amerika, harta kekayaan yang dihasilkan, emas dan
perak yang ditambang, batu-batu berharga dan produk-produk penting lainnya
dikirim dari benua Amerika dengan menggunakan pelabuhan-pelabuhan Kuba sebagai
pelabuhan yang aman dalam perjalanannya. Pada masa itu terjadi berbagai
pemberontakan penduduk pribumi, seperti yang dipimpin oleh Guama, salah satu
pemimpin Taino terakhir yang mengadakan pemberontakan terhadap kekuasaan
Spanyol. Namun berbagai macam pemberontakan oleh penduduk pribumi akhirnya
dapat diatasi oleh Spanyol.
Pemberontakan
dari penduduk asli Kuba tidak lagi mengancam, kemudian muncul ancaman-ancaman
lain dari para bajak laut dan kapal-kapal tentara sewaan oleh pemerintah asing
serta penyerbuan oleh negara-negara lain. Serangan-serangan tersebut
mengharuskan Spanyol mengadakan konvoi-konvoi untuk melindungi kapal-kapal dan
membangun benteng-benteng untuk melindungi kota. Merkantilisme Spanyol membuat
negara itu mempertahankan Kuba dalam keadaan yang relatif terisolasi dari
pengaruh-pengaruh luar. Namun sejak pendudukan Havana selama satu tahun oleh
Inggris pada 1762 pada akhir perang tujuh tahun, Kuba menjadi lebih terbuka
secara ekonomi terhadap impor budak dan kemajuan-kemajuan dalam penanaman dan
pemrosesan gula.\
Tahun 1791 hingga 1804, banyak orang Perancis
yang melarikan diri ke Kuba dari revolusi Haiti beserta budak-budaknya, yang
mempunyai keahlian dalam mengolah gula dan menanam kopi, sehingga menjadikan
Kuba produsen gula utama di dunia. Pada tahun 1884 perbudakan dihapuskan
setelah prakteknya melemah pada masa perjuangan untuk memerdekakan Kuba.
Perjuangan
koloni untuk merebut kemerdekaan ini berlangsung mulai pertengahan abad ke-19,
dengan perjuangan pertama yang menghasilkan perang 10 tahun yang dimulai pada
tahun 1868. Penjajahan tiga abad yang membawa kesengsaraan bagi Amerika Latin
telah mendorong timbulnya cita-cita, tekad dan semangat bangsa di kawasan ini
untuk merdeka. Kuba akhirnya dapat melepaskan diri dari cengkeraman Spanyol
dengan bantuan Negara adikuasa Amerika Serikat. Pada tahun 1895 muncul revolusi
besar-besaran dan terorganisasi melawan Spanyol dengan tokohnya Jose Marti.
Revolusi ini menyebabkan intervensi langsung dari Amerika Serikat terhadap
Kuba, karena banyaknya penduduk Amerika Serikat yang telah mati dan menjadi
korban di Kuba (Ferdinand Zaviera, 2007 : 26).
Keterlibatan
Amerika Serikat dalam perang Spanyol Amerika 1899, tersebut timbul ketika kapal
perang Amerika Serikat, Maine, secara misterius diledakkan di pelabuhan Havana.
Perang dengan Amerika Serikat itu mengakibatkan terlepasnya Kuba dengan Puerto
Rico, serta Filipina dan Guam, dari tangan Spanyol, namun perang tersebut tidak
membuahkan kemerdekaan sejati bagi Kuba, yang terjadi hanyalah pengaruh Spanyol
digantikan oleh Amerika Serikat. Negara Kuba diberi kemerdekaan resmi pada
tahun 1902, akan tetapi Kuba baru diperkenankan memperoleh kemerdekaan resmi
setelah menerima Amandeman Platt sebagai bagian dari konstitusi baru
Kuba. Pada kenyataan Amandemen Platt itu mengubah Kuba menjadi sesuatu
yang sangat mirip dengan jajahan Amerika Serikat yang tak pernah ragu–ragu
menerapkan tekanan atas dasar hak istimewanya itu.
Amerika
Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan pengaruh politik dan
ekonominya sangat terasa di Kuba. Keterlibatan Amerika Serikat ini merupakan
bentuk intervensi asing yang terlalu ikut campur terhadap masalah dalam negeri
Kuba. Intervensi asing Amerika Serikat terhadap Kuba merupakan duplikasi dalam
bentuk mini datangnya kembali penjajahan asing. Umumnya dalih yang lazim
dipergunakan adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya
di luar negeri, atau untuk ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan.
Intervensi tersebut untuk menangkal adanya kekhawatiran terhadap pengaruh asing
yang mulai timbul setelah selesainya perang kemerdekaan. Begitu dimulai
perdagangan yang meluas dengan Amerika serikat dan Inggris, mulai timbullah
kekhawatiran bangsa-bangsa Amerika Latin terhadap pengaruh asing, di bidang
ekonomi, perdagangan dan investasi modal asing disektor perindustrian, dan
meluas kepada nilai-nilai kebudayaan asing. Republik Kuba mengalami serangkaian
pemberontakan, kudeta, dan setiap bentuk perjuangan intern pada tahun 1920
melahirkan kediktatoran Gerardo Machado Y. Morales. Pemerintahan Machado lalu
digulingkan oleh golongan revolusioner yang dipimpin oleh Fulgencio Batista,
kemudian mengambil alih pemerintahan sebagai seorang diktator pada tahun 1934
yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Pada
Oktober 1944 sampai Oktober 1948 Kuba dipimpin oleh Presiden Ramon Grau San
Martin, dan mulai Oktober 1948 dipimpin oleh Presiden Carlos Prio Socarras. Pada
September 1933, Batista mengadakan “pemberontakan sersan” yang menjatuhkan
Gubernur Provisi Carlos Manuel de Cespedes yang sebelumnya menjatuhkan diktator
Gerardo Machado y Morales. Bukannya mlangsung berkuasa, Batista malah
mengendalikan banyak presiden boneka sipil sambil menyusun kekuatan di angkatan
bersenjata dengan menjadi ketua staf angkatan bersenjata hingga 1940, saat ia
sendiri terpilih sebagai presiden.
Batista
memulai program besar pelayanan publik dan benar-benar meningkatkan ekonomi.
Batista memperbolehkan mafia di bawah pimpinan gangster New York Meyer
Lansky, dan menjalankan kasino di sana. Di bawah panduan kejahatan lansky,
Kuba menjadi pulau peristirahatan bagi Amerika Serikat yang terkena karena
cerutu, musik, rum dan kebebasan terhadap pelacuran. Batista sendiri memperkaya
diri dengan suapan, dan di akhir masa jabatan presiden pertamanya pada 1944, ia
pergi ke Florida sebagai orang kaya. meningkatkan ekonomi.
Pada
tahun 1952, Batista kembali ke Kuba, menguasai pemerintahan
melalui kudeta
tak berdarah. Dua tahun kemudian Batista menjabat sebagaim presiden lewat
pemilu rakyat dan terpilih kembali pada tahun 1958. Tetapi, periode kedua
jabatannya ditandai dengan represi brutal. Batista mengendalikan pers,
universitas, dan kongres dengan tangan besi. Batista juga menangguk untung dari
meningkatnya perekonomian (Monsanto Luka, 2008: 104-105).
Batista
yang tidak memahami sendiri tentang kondisi dalam negerinya, di mana
penderitaan rakyat meningkat, sementara Amerika sendiri sebagai salah satu Negara
demokrasi, sejak awal tidak pernah mendukung aksi kudetanya secara tulus
(Syamdani, 2009: 96).
Pemerintahan
Batista yang diktatorial mengakibatkan Fidel Castro, seorang ahli hukum muda,
memberontak dengan menyerang kesatuan Tentara di Santiago de Cuba ( 26 Juli
1953 ). Fidel Castro berjuang dengan gigih untuk menggulingkan rezim Batista.
Fidel Castro dengan kekuatan sekitar 800 orang prajurit akhirnya berhasil meremukkan
pasukan militer pemerintahan Batista yang berjumlah 30 ribu prajurit, rakyatpun
mengelu-elukan Fidel Castro. Serangan yang berlangsung bertubi- tubi akhirnya
membuat Batista kewalahan. Beberapa kota telah dikuasai pemberontak di bawah
pimpinan Fidel Castro. Akibatnya, akhir Desember 1958, Batista terpaksa
mengakui kekalahannya. Batista kemudian melarikan diri ke Republik Dominika,
pada tengah malam di tahun baru 1959. Pelarian ini merupakan suatu pertanda
bahwa sebuah rezim telah berakhir di Kuba.
Fidel
Castro mengumumkan kemenangannya pada tahun 1959 dengan kalimat pertama “sekarang
revolusi kita mulai”. Sejak saat itu, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai
hari revolusi bagi Kuba. Fidel Castro dan akhirnya berhasil mengambil alih
kekuasaan atas Kuba (Syamdani, 2009: 97).
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut
dalam sebuah skripsi dengan judul “Perjuangan Fidel
Castro
dalam Menggulingkan Rezim Fulgencio Batista Tahun 1952- 1959”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Bagaimana latar belakang
penggulingan rezim Batista ?
2. Bagaimana perjuangan Fidel
Castro dalam menggulingkan rezim Batista ?
3. Bagaimana
pemerintahan Kuba pasca penggulingan rezim Batista ?
Tujuan makalah
1. Memberi gambaran yang jelas tentang
latar belakang penggulingan rezim Batista.
2. Untuk mengetahui penjelasan
tentang perjuangan Fidel Castro dalam
menggulingkan rezim batista.
3. Untuk mengetahui pemerintahan Kuba pasca
penggulingan rezim Batista.
Manfaat makalah
·
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari
penelitian dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Untuk memberikan tambahan
pengetahuan ilmiah yang berguna dalam
rangka mengembangkan ilmu sejarah khususnya
yang berkaitan dengan
topik “Perjuangan Fidel Castro Dalam Menggulingkan
Rezim Fulgencio
Batista Tahun 1952-1959“
2. Dalam penelitian ilmiah
diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
·
Manfaat Praktis
Secara praktis penulisan ini
bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana keguruan dan
ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2. Dapat melengkapi koleksi
penelitian diperpustakaan khususnya mengenai
“Perjuangan Fidel Castro dalam Menggulingkan Rezim Fulgencio Batista
Tahun
1952-1959“
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Sekilas Tentang Sejarah Kuba
Republik Kuba terdiri atas pulau Kuba (pulau terbesar di Kepulauan
Antilles Besar), Pulau Pemuda dan beberapa pulau kecil disekitarnya. Nama “Kuba”
konon berasal dari kata dalam bahasa Tano “cubanacan” yang berarti “tempat
yang sentral”. Kuba pertama kali dikunjungi oleh bangsa Eropa ketika
Cristoper Columbus pertama kali mendarat pada 28 Oktober 1492, diujung timur
Kuba, Cazigazgo, Diego Velazques de Cuellar memimpin invasi Spanyol, Kuba pertama-tama
dijadikan basis untuk penaklukan spanyol ke benua Amerika. Merkantilisme
spanyol membuat negara ini mempertahankan Kuba dalam keadaan yang relatif
terisolasi dari pengaruh- pengaruh luar. Namun sejak pendudukan havana selama
satu tahun oleh Inggris pada 1762 setelah berakhirnya perang Tujuh Tahun, Kuba
menjadi lebih terbuka (Ferdinand Zaviera, 2007: 24- Kuba sebelum kedatangan
Spanyol, dihuni oleh sekurang-kurangnya dua suku bangsa pribumi yang berbeda, yakni
suku TaÃno dan Siboney. Kebanyakan penduduk Kuba dari masa pra-Columbus, termasuk suku
bangsa Siboney, Suku bangsa TaÃno adalah petani-petani yang cakap dan suku
bangsa Siboney adalah masyarakat pemburu-pengumpul dengan sedikit pertanian
yang mendukungnya. Suku bangsa TaÃno dan Siboney mempunyai adat-istiadat dan kepercayaan
yang serupa, yaitu ritual suci yang dipraktikkan dengan menggunakan tembakau
yang disebut cohoba, atau "merokok".
Kuba
dihuni sekitar 16.000 hingga 60.000 penduduk asli dari suku bangsa TaÃno dan
Siboney sebelum kolonisasi. Penduduk asli Kuba, termasuk suku bangsa Siboney
dan TaÃno, dipaksa masuk ke dalam encomiendas (semacam
daerah perlindungan) pada masa pendudukan pulau Kuba oleh Spanyol. Salah satu
daerah perlindungan yang terkenal adalah Guanabacoa, yang kini merupakan
daerah suburban Havana. Banyak penduduk pribumi Kuba yang menjadi korban kebrutalan
conquistador Spanyol (seperti yang dipersaksikan dan
diratapi oleh banyak orang seperti Bartolomé de Las Casas)
dan penyakit-penyakit yang di bawa para conquistador, yang sebelumnya
tak pernah di kenal oleh penduduk pribumi. Kebanyakan conquistador mengambil
kaum perempuan TaÃno sebagai istri, dan istri tidak resmi, atau seperti yang
lebih sering terjadi, sekadar sebagai pemuas kebutuhan seksual, karena sedikit
sekali perempuan Spanyol yang menyeberangi Samudra Atlantik pada masa itu.
keturunan dari conquistador dan penduduk pribumi disebut mestizo,
namun penduduk menyebutnya dengan Guajiro, yang artinya "orang
kita". Kini keturunan suku bangsa TaÃno mempertahankan warisan
leluhurnya di dekat Baracoa. Kuba pertama-tama dijadikan basis untuk penaklukan Spanyol ke
benua Amerika. Setelah penaklukan benua Amerika, harta kekayaan yang
dihasilkan, emas dan perak yang ditambang, batu-batu berharga, cokelat dan
produk-produk tumbuhan yang penting saat itu seperti zat pewarna dan
obat-obatan, dikirim dengan kapal Spanyol dari
benua Amerika dan belakangan juga dari Filipina ke Spanyol, dengan menggunakan pelabuhan-pelabuhan
Kuba sebagai pelabuhan yang aman dalam perjalanannya. Pada masa ini terjadi
berbagai pemberontakan penduduk pribumi, khususnya pemberontakan yang dipimpin
oleh Guamá, salah satu pemimpin TaÃno terakhir yang mengadakan perlawanan
terhadap kekuasaan Spanyol. Berakhirnya pemberontakan TaÃno/ Siboney , muncul
ancaman-ancaman lain dari para bajak laut dan kapal-kapal tentara sewaan oleh
pemerintah asing. Penyerbuan juga dilakukan oleh negara-negara lain yang
berusaha merebut harta milik yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Spanyol
serta keturunan kolonial, yang dipandang sebagai milik Spanyol sendiri.
Serangan-serangan terhadap kapalkapal dan kota-kota mengharuskan Spanyol
mengadakan konvoi-konvoi untuk melindungi kapal-kapal dan membangun benteng-benteng
untuk melindungi kotakota. Namun demikian, pertahanan Kuba yang paling efektif
adalah demam kuning yang membunuh pasukan-pasukan penyerbu. Merkantilisme
Spanyol membuat negara itu mempertahankan Kuba dalam keadaan yang
relatif terisolasi dari pengaruh-pengaruh luar. Namun sejak pendudukan Havana
selama satu tahun oleh Inggris pada tahun 1762 setelah
ber
akhirnya
Perang Tujuh Tahun, Kuba menjadi lebih terbuka secara
ekonomi terhadap impor budak dan kemajuan-kemajuan dalam penanaman dan pemrosesan
gula. Benteng La Cabaña yang kukuh, yang tak pernah bisa direbut
melalui penyerangan, yang sepenuhnya mendominasi Teluk Havana, dibangun tak lama
setelah Havana dikembalikan kepada Spanyol, ditukar dengan Florida. Namun
benteng itu belakangan terkenal sebagai tempat penghukuman mati dan penjara,
mirip dengan penjara Bastille di Paris. Pasukan kolonial Kuba ikut serta dalam tentara Spanyol
pada masa Perang Revolusi Amerika, menolong Spanyol untuk merebut Florida
Timur dan Florida Barat. Antara 1791 hingga 1804, banyak
orang
Prancis yang melarikan diri ke Kuba dari revolusi Haiti,
membawa serta bersama mereka budak-budak dan keahlian dalam mengolah gula dan
menanam kopi. Akibat dari banyaknya budak yang mmepunyai keahlian dalam
mengolah gula, Kuba menjadi produsen gula utama dunia. Pada 1884,
perbudakan dihapuskan setelah praktiknya melemah pada masa perjuangan untuk memerdekakan
Kuba. Perjuangan koloni ini untuk merebut kemerdekaan berlangsung sepanjang
paruhan kedua dari abad ke-19 dengan perjuangan pertama yang menghasilkan Perang
Sepuluh Tahun yang dimulai pada 1868. Penulis dan otak pemberontakan,
José Martà mendarat di Kuba bersama para buangan pemberontak pada 1895,
namun lebih dari sebulan kemudian terbunuh dalam pertempuran. Jose Marti
kemudian lebih dikenal sebagai pahlawan di Kuba, dan warisannya diklaim oleh
para pendukung maupun lawan pemerintahan yang sekarang. Meskipun Marti menyukai
Konstitusi AS dan populer di AS, Marti prihatin terhadap ekspansionisme negara
itu. Sejarah bangsa Kuba diawali pada tahun 1511, ketika Diego Velazquez mendarat
di Baracoa, diujung laut Kuba, untuk merebut kekuasaan pulau Kuba dari
orang-orang Indian yang menghuninya. Para penakluk itu hanya menghadapi sedikit
rintangan, dan dapat menempati koloni baru itu dalam waktu empat tahun, dan
mendirikan Havana dan beberapa kota kecil lainnya. Selain memberikan nama kota
Havana, juga terdapat pemberian nama kota-kota baru di Kuba yang diberikan oleh
Katolik Roma, antara lain: Santiago (St. James), Sancti-Spirit (Roh Kudus,
Trinidad (Trinitas). Namun, ada pula alasan politik dalam pemberian nama
tempat-tempat lainnya. Ketika Colombus berlayar melalui pesisir selatan Kuba,
Columbus menamakan kepulauan yang membentang disepanjang pesisir itu Jardines
Da La Reina (Taman Ratu) untuk menghormati Ratu Isabela yang membiayai
pelayaran-pelayaran penemuannya. Diego Velazquez juga memberi nama kepulauan
yang menghadap pesisir utara dengan nama jardines del Rey (Taman
Raja), untuk menghormati Raja Ferdinand dari Aragon, suami Isabela ( Gloriel
International, 1988: 243-244). Pada tahun 1516 orang Spanyol memulai industri
perkapalan di Kuba. Kuba berada dalam suasana yang relatif tenang, sampai pada
akhir abad ke-19, yakni ketika patriot-patriot Kuba menginginkan kemerdekaan
dari Spanyol, namun mengalami kegagalan. Pada tahun 1898 pecahlah perang
Spanyol- Amerika, yang kemudian di manfaatkan oleh salah seorang pemimpin
revolusi seperti Jose Marti. Perang dengan Amerika Serikat mengakibatkan
terlepasnya Kuba dan Puerto Riko, serta Filipina dan Guam dari tangan Spanyol,
namun perang Spanyol-Amerika tidak membuat Kuba bisa merdeka sepenuhnya, yang terjadi
bahwa pengaruh Spanyol digantikan oleh Amerika. Antara tahun 1791 hingga 1804,
banyak orang Perancis yang melarikan diri ke Kuba dari revolusi Haiti, membawa
serta bersama para budak- budak dan yang punya keahlian mengolah gula dan
menanam kopi. Akibat dari banyaknya budak yang mmepunyai keahlian dalam
mengolah gula, Kuba menjadi produsen gula utama dunia. Pada 1884,
perbudakan dihapuskan setelah praktiknya melemah pada masa perjuangan untuk
memerdekakan Kuba. Kuba diberi kemerdekaan pada tahun 1902, namun Kuba baru diperkenankan
memperoleh kemerdekaan resmi setelah menerima Amandemen Platt, sebagai
bagian dari konstitusi baru Kuba. Amandemen tersebut memantapkan kedudukan
pangkalan militer Amerika Serikat di Kuba. Amandemen Platt juga mencangkup
syarat-syarat sebagai berikut “Pemerintah Kuba sepakat untuk memperkenankan
Amerika memperolah hak untuk melakukan intervensi untuk melindungi kemerdekaan
Kuba, pelestarian suatu pemerintahan yang layak untuk melindungi perikehidupan,
hak milik, dan kebebasan perorangan…..”Akhir tahun 1895 sampai awal tahun 1898
revolusi menguasai sebagian besar daerah pedesaan dan sejumlah kota, namun
upaya-upaya Spanyol, yang menguasai kota-kota besar untuk memenangkan pulau itu
baru berhenti setelah Amerika Serikat mendudukinya dalam perang Spanyol-
Amerika tahun 1898. Kuba mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1902, meskipun
dibatasi oleh Amandemen Platt, yang memberikan kepada Amerika pengaruh besar
dalam urusan-urusan Kuba dan mengharuskan Kuba menyewakan teluk Guantanamo kepada
Amerika Serikat. Thomas Estrada Palma (1902-1906) adalah presiden pertama dan
terpilih Kuba pada masa damai. Dengan menggunakan Amandemen Platt, tentara
Amerika menduduki Kuba untuk kedua kalinya pada 1906-1909. Amandemen Platt
dicabut tahun 1934, namun penyewaan Teluk Guantanamo diperpanjang dengan
bayaran nominal (sekedarnya) (Ferdinand Zaviera, 2007:27 Pada kenyataannya
Amandemen Platt mengubah Kuba menjadi sesuatu yang mirip jajahan Amerika.
Amerika tidak pernah ragu dalam menerapkan tekanan atas dasar hak istimewa itu
di Kuba. Selama setengah abad, Amerika Serikat menjadikan pengaruh politik dan
ekonominya di Kuba. Pada tahun 1920- an muncul kedikatatoran Gerardo Machado y Morales.
Pemerintahan Machado digulingkan oleh golongan revolusioner yang dipimpin oleh
sersan Fulgencio Batista. Penggulingan rezim Machado mengantarkan Ramon Grau
San Martin ke kursi kepresidenan. Namun, Batista mampu mengambil alih
pemerintahan sebagai
diktator
pada tahun 1934. Pemerintahan Batista berhasil memperoleh dukungan
Amerika.
Amerika Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan pengaruh politik dan
ekonominya sangat terasa di Kuba. Keterlibatan Amerika Serikat ini merupakan
bentuk intervensi asing yang terlalu ikut campur terhadap masalah dalam negeri
Kuba. Intervensi asing Amerika Serikat terhadap Kuba merupakan duplikasi dalam
bentuk mini datangnya kembali penjajahan asing. Umumnya dalih yang lazim dipergunakan
adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya di luar
negeri, atau untuk ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan.
Intervensi tersebut untuk menangkal adanya kekhawatiran terhadap pengaruh asing
yang mulai timbul setelah selesainya perang kemerdekaan. Begitu dimulai
perdagangan yang meluas dengan Amerika serikat dan Inggris, mulai timbullah
kekhawatiran bangsa-bangsa Amerika Latin terhadap pengaruh asing, di bidang
ekonomi, perdagangan dan investasi modal asing disektor perindustrian, dan
meluas kepada nilai-nilai kebudayaan asing. Republik Kuba mengalami serangkaian
pemberontakan, kudeta, dan setiap bentuk perjuangan intern pada tahun 1920
melahirkan kediktatoran Gerardo Machado Y. Morales. Pemerintahan Machado lalu digulingkan
oleh golongan revolusioner yang dipimpin oleh Fulgencio Batista, kemudian
mengambil alih pemerintahan sebagai seorang diktator pada tahun 1934 yang
mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
2. Kuba Masa Pemerintahan Fulgencio Batista
Fulgencio Batista lahir pada 16 Januari 1901 sebagai anak seorang
petani miskin. Pada usia 21 tahun Batista bergabung dengan militer sambil
malamnya belajar di sekolah. Saat menjadi stenografis resmi militer, Batista
menjadi sadar akan meluasnya oposisi terhadap kediktatoran Gerrardo Machado,
seorang politikus korup yang mendapatkan kekuasaannya di Kuba tahun 1924.
Setelah 12 tahun sebagai tenaga sipil, Batista kemudian dipromosikan menjadi
sersan. Saat itu Batista telah menjadi tokoh pusat jaringan revolusioner. Tahun
1933, disulut oleh kerusuhan-kerusuhan buruh-buruh Amerika Serikat, pekerja
berani menentang Machado dengan menghimbau satu serangan umum.
Batista mulai sadar dan menetapkan bahwa agar diadakan suatu
revolusi kaum serdadu. Pada setiap pos militer, diwaktu subuh ketika sang
perwira sedang tidur nyenyak, sersan-sersan yang memegang kunci penting
mengambil alih seluruh komando. Keberhasilan Batista kemudian dilanjutkan
dengan mengangkat dirinya menjadi kolonel, dan seluruh komando militer berada
di bawah kekuasaannya. Selama tujuh tahun kemudian, Batista mengendalikan Kuba
sebagai pemegang kekeuasaan dengan mengendalikan seorang Presiden, yang
kemudian para pemimpin parlemen berusaha untuk menggulingkan Presiden tersebut.
Kekuasaa Batista dibangun melalui dukungan-dukungan dari polisi
dan tentara yang membatasi setiap surat kabar oposisi, memenjarakan dan
menyiksa wartawan, mengancam politikus saingan Batista dengan membuangnya ke
Miami. Fulgencio Batista memimpin Revolusi Sersan 1933 yang menggulingkan pemerintahan
transisi setelah pemerintahan dikatator Gerardo Machado runtuh, dan menjadi
Kepala Staf Angkatan Darat pertama, dan akhirnya orang yang bertanggungjawab di
bawah sejumlah presiden hingga 1940 ketika Batista mengangkat dirinya sebagai
presiden. Batista mengajukan konstitusi baru yang progesif dan pada 1944
meninggalkan jabatannya dan pensiun di Florida untuk sementara waktu. Pada
1953, Batista merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta yang hampir tidak berdarah
tiga bulan sebelum pemilu yang telah direncanakan dan membangun sebuah
pemerintahan diktator yang menindas. Akibat dari kudeta Batista ini , banyak
kelompok sipil dan gerilya yang mulai menentangnya. xcBatista memulai program
besar pelayanan publik dan benar-benar meningkatkan ekonomi. Batista
memperbolehkan mafia di bawah pimpinan gangster New York Meyer Lansky,
dan menjalankan kasino di sana.
Di bawah panduan kejahatan
lansky, Kuba menjadi pulau peristirahatan bagi Amerika Serikat yang terkena
karena cerutu, musik, rum dan kebebasan terhadap pelacuran. Batista sendiri
memperkaya diri dengan suapan, dan di akhir masa jabatan presiden pertamanya
pada 1944, Batista pergi ke Florida sebagai orang kaya (Monsanto Luka, 2008:
104). Dalam peran barunya sebagai presiden, Batista melancarkan program kesehatan,
pendidikan dan pelayanan-pelayanan umum. Batista juga membangun ratusan
sekolah, mengeluarkan undang-undang perlindungan buruh, memecah pabrik-pabrik
gula yang besar menjadi pabrik-pabrik kecil yang diserahkan pada petani-petani
lemah dan sarana transportasi mulai dibangun. Meskipun programprogramnya populer,
Batista sendiri tidak populer di mata rakyatnya. Rakyat Kuba tahu bahwa Batista
mengambil keuntungan secara gelap. Setengah dari keuntungan perjudian di
kasino-kasino diserahkan kepada istrinya. Batista memperbolehkan mafia dibawah
pimpinan gengster New York Meyer Lansky dan menjalankan Kasino.
Dibawah panduan kejahatan Lansky, Kuba menjadi pulau peristirahatan bagi
Amerika Serikat yang terkenal dengan cerutu, rum, dan kebebasan terhadap pelacuran.
Batista memperkaya diri dengan suapan dan diakhir masa jabatan Presiden
pertamanya pada tahun 1944, Batista pergi ke Florida sebagai orang kaya
(Monsanto Luka, 2008: 105). Di Amerika,
Batista menikmati kekayaannya dengan santai, namun setelah empat tahun
Batista mulai bosan. Tahun 1948, Batista mendapat izin pulang ke Havana. Di
negerinya itu Batista mulai menapaki karir politik melalui kursi senat yang
berhasil diraihnya. Empat tahun kemudian, pada tahun 1952, keinginannya meraih
kursi presiden muncul lagi, tetapi Batista merasa terhina dengan hanya mendapat
peringkat ketiga dalam pencalonannya. Nalurinya bergerak dan mengumpulkan
pejabat-pejabat muda yang berambisi, bergabung menjadi komplotan yang siap
kudeta. Dua bulan sebelum hari pemilihan, Batista mengenakan kembali seragam
militernya yang lama dan memimpin kudeta, yang untungnya tak berdarah pada
pemerintahan Carlos Prio.
Mulailah babak kedua kekuasaan Batista. Kebiasaan Batista terhadap
uang suap tetap bertahan, perjanjian gelap dengan bandit-bandit kakap Amerika
dibuatnya. Mereka diperbolehkan membuka keuntungan juga didapatnya dari
perdagangan dan dunia pariwisata (Jules Archer, 2007: 144). Para pengusaha
telah bosan dengan kerakusan Batista, petanipun marah karena kegagalannya
memenuhi janji meluaskan land-reform, para Cendikiawan tidak suka dengan
kebiasaannya mengubah peraturan yang tidak disenangi Batista. Serdadu yang
terhimpit dengan gaji rendah, kini mulai sadar akan milyaran rupiah yang dicuri
Batista dari kas negara. Washington yang merasa bahwa di Kuba akan terjadi
pemberontakan terhadap pemerintahan Batista, segera menarik kembali duta
besarnya di Kuba, Arthur Gadner, yang telah mengidentifikasikan dirinya dengan
Batista, di mana Arthur Gadner lebih banyak bertindak sebagai pengusaha dari
pada sebagai seorang Duta Besar negara Amerika. Duta besar yang baru Karl
Smith, pada pertama kedatangannya di Kuba sudah disambut oleh kaum demonstran
wanita yang mendesaknya agar membantu memperbaiki kebebasan di Kuba. Begitu oposisi
mulia memuncak, Batista dengan cepat menyebarkan teror. Lebih dari 21.000
rakyat Kuba yang dihukum mati.
Batista memanfaatkan ketakutan Washington terhadap revolusi
Castro. Batista kemudian menuntut bukti nyata bantuan Amerika agar Batista
dapat mempublikasikan bantuan pemerintah Amerika Serikat itu ke media massa. Korupsi
yang meluas mendorong terjadinya perang gerilya yang dipimpin oleh Fidel
Castro. Tindakan Batista menyalahgunakan kekuasaan membuat presiden Amerika
Serikat Dwight D. Eisonhower melarang penjualan senjata ke Kuba, tanpa dukungan
Amerika, Batista tidak bisa membendung serangan Castro. Pada 1 Januari 1959, ia
kabur ke Republik Dominika. Batista hidup makmur dalam pengasingan di Pulau
Madeira dan di Estoril, dekat Lisbon, dan meninggal di Marbella, Spanyol, pada
6 Agustus 1973.
3. Kuba Masa Kekuasaan Fidel Castro
Memasuki fase awal setelah tergulingnya Batista, Castro hanya
menjadi panglima tertinggi. Sementara jabatan presiden diberikan kepada Dr.
Manuel Urrutia Lleo, seorang hakim liberal yang melepaskan diri dari
pemerintahan Batista. Sedangkan cabinet dipimpin oleh Jose Miro, seorang
professor hokum. Pada 7 Januari 1959, Amerika mengakui keberadaan Kuba dibawah
pemerintahan yang baru tersebut. Castro mulai bergerak melakukan pembersihan terhadap
orang-orang controversial, dengan kekuatan yang ada pada Castro dan didukung
oleh pemerintahan yang sesungguhnya tidak lepas dari kontrolnya, Castro
melakukan penangkapan, pengadilan dan penghukuman terhadap para pendukung
Batista. Akibat tindakan tersebut, Castro dikecam oleh Amerika dan
Negara-negara lain. Partai komunis Kuba yang berada di bawah Batista pun tidak
diakui.
Anggotanya dilarang untuk
melakukan aktifitas politik. Pada 16 Februari 1959, setelah pengunduran diri
Miro Cardona, Fidel Castro disumpah sebaga Perdana Menteri, jabatan sebelumnya
sebagai panglima tertinggi angkatan perang diserahkan kepada adiknya Raul
Castro. Castro mulai mengambil alih kekuasaan, pada mei 1959, Castro mendirikan
Nation Institute of Agrarian Reform yang ketuanya adalah Castro
sendiri. Waktu tanah rakyat Kuba sekitar 75% dikuasai oleh orang asing,
termasuk Amerika di Guantanamo.
Tanah-tanah yang dimiliki
asing tersebut kemudian dijadikan milik Negara dan dibagikan kepada
keluarga-keluarga yang belum memiliki tanah. Castro juga menghapus pertanian
system sewa, dan pemilikan tanah oleh orang asing diawasi dengan ketat Pada 17
Juli 1959 Fidel Castro mendesak Presiden Urutia untuk mengundurkan diri,
setelah dinilai melakukan “sabotase terhadap revolusi”. Kursi kepresidenan
kemudian diberikan kepada Osvaldo Darticos, ahli hukum yang sempat pula menjadi
menteri Perundang-undangan Revolusi. Akhir tahun 1959, setelah berbagai langkah
konsolidasi ditempuh, kekuasaan atas Kuba telah dipusatkan sepenuhnya pada
Fidel Castro.
Tahun-tahun Kekuasaan
Pada Februari 1960, Kuba menandatangani sebuah persetujuan untuk membeli
minyak dari Uni Soviet. Ketika kilang minyak milik Amerka Serikat di Kuba
menolak untuk memproduksi minyak, kilangpun diambil alih, dan Amerika memutuskan
hubungan diplomatik dengan pemerintahan Castro. Untuk melawan kebijakan-kebijakan
Eisenhower tersebut, pemerintah Kuba segera membentuk hubungan dengan Uni
Soviet. Sebuah pakta pun ditandatangani Castro dan Perdana Menteri Sovyet
Nikita Khrushchev, yang memperbolehkan Kuba menerima jumlah bantuan ekonomi dan
militer yang besar dari Sovyet. Pada 1960, Eisenhower mengurangi kuota impor
gula Kuba menjadi 700.000 ton, dan sebagai respon, Kuba pun mensosialisasi
sekitar $850 juta kekayaan dan bisnis Amerika Serikat di Kuba.
Pemerintah mengkonsolidasi kontrol atas bangsa dengan
menasionalisasi industri, mengambil alih kekayaan yang dimiliki oleh rakyat
Kuba dan yang bukan rakyat Kuba, mengolektivisasi pertanian dan membuat
kebijakan-kebijakan yang mengklaim akan menguntungkan rakyat. Berbagai
kebijakan ini mengalenisasi banyak pendukung revolusi di antara kelas menengah
dan atas Kuba, yang kira- kira hal itu setengah dari rakyat Kuba. Lebih dari
satu juta rakyat Kuba kemudian bermigrasi ke Amerika Serikat, membentuk
komunitas anti-Castro yang sangat vokal di Miami, Florida. Presiden Dwight
Eisenhower memutuskan hubungan dengan Kuba pada tanggal 3 Januarai 1961. Pada
tahun 1961, rakyat Amerika melakukan kampanye besar-besaran untuk menjatuhkan
Castro dari kekuasaan, Amerika mengadakan serangan di Teluk Babi, dengan
merekrut tentara Kuba yang ada didalam pengasingan untuk menyerang pulau
tersebut.
v Invasi Teluk Babi
Pada tahun 1961, rakyat Amerika pun melakukan kampanye
besarbesaran untuk menjatuhkan Castro dari kekuasaanya di Kuba. Pada April
1961, mereka mengadakan serangan di Teluk Babi, dengan merekrut tentara Kuba
yang ada dalam pengasingan untuk menyerang pulau tersebut Tanggal 15 April
1961, hari setelah Castro menggambarkan revolusinya sebagai seorang sosialis,
empat lapangan udara Kuba dibom oleh pesawat A-26. Pengeboman ini berlangsung
ditahap awal invasi teluk babi. Rakyat Kuba yang berada dipengasingan itu
didanai dan dilatih oleh CIA yang melakukan serangan ke Kuba, namun tidak
berhasil pada tanggal 17 April 1961.
Serangan brigade 2506, sebuah pasukan yang berjumlah sekitar 1400
orang Kuba dalam pengasingan yang dikomandani oleh Manuel Artime dan pemimpin
operasi CIA Grayston Lynch dan William Robertson, mendarat di bagian tenggara
Havana, tepatnya di Playa Giron, Teluk Babi oleh Erneido Oliva, kebanyakan dari
pasukan sebanyak 1200 orang membuatnya turun ke darat, namun cadangan amunisi
dalam dua kapal pendukung yang disediakan Amerika serikat, Houston dan Rio
Escondido, ditenggelamkan oleh tentara Kuba, dan Sea Fury yang digerakkan
dengan baling-baling kapal dan T-33 Jets pun hilang. Presiden Kennedy pun
dipengaruhi oleh pejabat Departemen Negara, termasuk Roy Rubottom dan
asistennya William Weiland yang terlibat dalam masalah-masalah dengan Castro
sejak kerusuhan Bogota dan juga persoalanpersoalan Kuba tahun 1933 sebagai
asisten Sumner Welles.
Kennedy mengambarkan dukungan bagi invasi Teluk Babi pada
menit-menitr terakhir dengan Kennedy membatalkan beberapa bentuk pengeboman
yang bisa melumpuhkan seluruh Angkatan Udara Kuba. Prembatalan juga mencegah
Angkatan Laut Amerika menunggu disepanjang pantai dari pendaratan dalam
mendukung masyarakat Kuba yang berada dalam pembuangan. Setelah tiga hari
pertempuran, sekitar 100 penyerang yang mungkin 2000 milisi, telah tewas
(kebanyakan terjebak dalam bus di jalan yang melewati rawa), sedangkan sisa
para penyerang ditangkap. Setidaknya sembilan penyerang dieksekusi secara
formal, sejumlah orang tewas karena lemas dalan truk trailer yang tidak ada
lubang anginnya. Kegagalan upaya invasi Teluk Babi sebagai pengambilan
keputusan yang buruk, khususnya bagi orang-orang Amerika-Kuba sendiri,
memandang masalah ini sebagai sebuah keputusan pemerintahan Kennedy dalam upaya
menyingkirkan para pelarian Kuba yang dianggap mengganggu Amerika.
CIA sendiri dalam sebuah laporan internalnya menuduh bahwa
kegagalan itu sebenarnya hanya terletak pada ketidakkompetenan internal. CIA
juga menyatakan bahwa kegagalan itu terletak pada kekliruan analisis orang
Amerika lainnya. Apapun alasannya, yang jelas invasi itu menjadikan castro
lebih popular. Melalui peristiwa itu, Castro bahkan memperolah kekuatan baru
untuk menanamkan sentiment-sentimen nasionalistik dalam rakyatnya, dalam rangka
mencari dukungan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan ekonominya. Dalam
kegagalan Invasi Teluk Babi yang lebih menyakitkan lagi bagi Amerika, bahwa
Kuba berhasil menyandera seribu lebih tawanan Amerika, tapi justru Amerika yang
harus memasok sejumlah makanan dan obat-obatan seharga 53 juta dolar sebagai
pembayaran untuk membebasakan para tawanan. “Untuk pertama kalinya dalam
sejarah,” kata Castro, ”Imperialisme telah membayar kerugian perang!”
Fidel Castro setelah berkuasa melakukan banyak pembenahan di lingkup
pemerintahan Kuba.
Salah satu hal adalah menjadikan Kuba menjadi Negara Sosialis,
ditahun 1961, bersamaan dengan pidato May day, Castro menyatakan bahwa
Kuba resmi menganut paham sosialis. Pada tanggal 23 Maret 1962, sebuah partai
politik organizaciones revolusionarias Integradas (ORI, didirikan oleh
Castro dan sekaligus sebagai sekretaris utamanya. Pada tahun 1963, partai itu
kemudian berganti nama menjadi Partindi Unido de la revolucion Socialita
(PURS) dan oktober 1965 berubah lagi menjadi Partido Comunista de
Cuba (partai Komunis Kuba). Sejak Castro berkuasa, pada tanggal 7
Februari 1962 AS secara progresif telah memberlakukan undang-undang yang
dimaksudkan untuk mengisolasi Kuba secara ekonomi lewat embargo
AS dan langkah-langkah lainnya, seperti menghukum warga AS yang berlibur
di Kuba.
v Krisis Misil Kuba
Kuba tahun 1962, yang
membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet saling melakukan konfrontasi secara
langsung terhadap Kuba. Krisis Misil Kuba dimulai ketika Uni Soviet menempatkan misil-misil nuklir di Kuba
pada 1962. Sebagai jawabannya, AS melakukan blokade di perairan
internasional. Umumnya orang percaya bahwa ini adalah saat terdekat dunia
dengan bencana nuklir. Uni Soviet mundur, setuju untuk menyingkirkan misil-misilnya
dengan imbalan janji AS untuk menyingkirkan misil-misil nuklir serupa di Turki
dan untuk tidak pernah menyerang Kuba lagi.
Khruschev bertemu dengan delegasi Kuba yang dipimpin oleh Raul
Castro pada bulan Juli, setelah berkonsultasi dengan penasehat militernya.
Akhirnya disetujui penyebaran Soviet R-12 MRBM di daratan Kuba, namun Lockheed
U-2 Amerika pun melakukan pengintaian konstruksi instalasi missil pada tanggal
15 Oktober 1962 sebelum senjata-senjata disebarkan.Amerika pun memandang
instalasi senjata nuklir Uni Sovyet yang berjarak tempuh 90 mil ke selatan Key
West sebagai sebuah tindakan agrisif dan ancaman bagi keamanan Amerika,
akibatnya, Amerika Serikat mengumumkan kepada publik penemuannya pada tanggal
22 Oktober 1962, dan melakukan karantina di sekitar Kuba yang akan secara aktif
menangkap dan mencari berbagai saluran utama ke pulau tersebut. Nikolia
Sergeevich Leonov, yang akan menjadi Jenderal dalam Direktorat Intelijen KGB,
dan kepala Deputi KGB Sovyet di Warsawa, menjadi penerjemah Castro yang
digunakan untuk kontak dengan Rusia (Ferdinan Zaviera, 2007: 67) Dalam surat
pribadinya kepada Khrushchev tertanggal 27 Oktober 1962, Castro mendesak
Khrushchev untuk melancarkan serangan nuklir pertama terhadap Amerika Serikat
jika Kuba diserang Amerika, tapi Khrushchev menolak respon serangan. Namun,
komandan lapangan Sovyet di Kuba melegalkan penggunaan senjata nuklir taktis
jika diserang Amerika.
Khrushchev pun setuju untuk menghilangkan missil jika Amerika
punya komitmen untuk tidak menyerang Kuba dan juga jika ada pemahaman bahwa
Amerika akan menghilangkan MRBM Amerika yang menargetkan serangan ke Uni Sovyet
lewat Turki dan Italia, sebuah ukuran yang tidak diimplementasikan oleh
America. AS tidak pernah lagi mengancam Kuba secara terbuka, namun dapat
dibilang bahwa AS terlibat dalam kegiatan-kegiatan rahasia yang sangat terinci
dan absurd untuk membunuh Castro, yaitu Proyek Kuba.
Castro dan AS berduel dalam aksi-aksi Perang Dingin.
Dalam serangan teroris yang terkenal pada 1976 terhadap Cubana
Penerbangan 455 di mana 73 orang meninggal konon direncanakan oleh lawan-lawan
Castro yang didanai CIA dan beroperasi dari Venezuela. AS juga mendukung
kelompok-kelompok teroris anti-Castro di Miami dalam serangan-serangan mereka
terhadap Kuba.
Pada April 1980,
lebih dari 10.000 orang Kuba menyerbu kedutaan besar Peru di Havana untuk
memperoleh perlindungan politik. Sebagai jawaban, Castro mengizinkan siapapun
yang ingin meninggalkan negara itu untuk pergi melalui pelabuhan Mariel. Dalam penyelamatan
Mariel dengan kapal, lebih dari 125.000 orang Kuba bermigrasi ke AS.
Akhirnya AS menghentikan arus kapal-kapal itu dan Kuba menghentikan eksodus
yang tidak terkendali itu. Keruntuhan Uni Soviet pada
1991 merupakan pukulan ekonomi yang dahsyat bagi Kuba. Ini menyebabkan
exodus pencari perlindungan lainnya yang juga tidak terkendali ke AS pada 1994,
yang berhasil ditekan hingga hanya beberapa ribu setahun di bawah perjanjian
AS-Kuba. Kini arus ini tampaknya meningkat lagi, meskipun jauh lebih lambat
daripada sebelumnya. Bertahun-tahun dibawah pemerintahan Castro, Kuba terus
tumbuh, termasuk bidang ekonominya. Ditahun 1983 pertumbuhan ekonomi Kuba telah
mencapai 5%. Dalam bidang pendidikan, Kuba yang hidup di tengah kemiskinan
akibat embargo ekonomi Amerika, masih sanggup menggratiskan seluruh biaya
pendidikan bagi rakyatnya.
BAB III
PENUTUP
-Kesimpulan
1.
Pada Oktober 1944 sampai Oktober 1948 Kuba dipimpin oleh Presiden Ramon Grau
San Martin, dan mulai Oktober 1948 dipimpin oleh Presiden Carlos Prio Socarras.
Pada September 1933, Batista mengadakan “pemberontakan sersan” yang
menjatuhkan Gubernur Provisi Carlos Manuel de Cespedes yang sebelumnya
menjatuhkan diktator Gerardo Machado y Morales. Bukannya langsung berkuasa,
Batista malah mengendalikan banyak presiden boneka sipil sambil menyusun
kekuatan di angkatan bersenjata dengan menjadi ketua staf angkatan bersenjata hingga
1940, saat ia sendiri terpilih sebagai presiden. Batista memulai Batista
memperbolehkan mafia di bawah pimpinan gangster New York Meyer Lansky,
dan menjalankan kasino di sana. Di bawah panduan kejahatan lansky, Kuba menjadi
pulau peristirahatan bagi Amerika Serikat yang terkenal karena cerutu, musik,
rum dan kebebasan terhadap pelacuran.
Batista
sendiri memperkaya diri dengan suapan, dan di akhir
masa jabatan
presiden pertamanya pada 1944, ia pergi ke Florida sebagai orang kaya. Pada
tahun 1952, Batista kembali ke Kuba, menguasai pemerintahan melalui kudeta tak
berdarah. Dua tahun kemudian Batista menjabat sebagai presiden lewat pemilu
rakyat dan terpilih kembali pada tahun 1958. Tetapi, periode kedua jabatannya
ditandai dengan represi brutal. Batista mengendalikan pers, universitas, dan
kongres dengan tangan besi, Batista juga mengambil keuntungan dari meningkatnya
perekonomian. Batista yang tidak memahami sendiri tentang kondisi dalam
negerinya, di mana penderitaan rakyat meningkat, sementara Amerika sendiri
sebagai salah satu Negara demokrasi, sejak awal tidak pernah mendukung aksi
kudeta Batista secara tulus. Pemerintahan Batista yang diktatorial
mengakibatkan Fidel Castro, seorang ahli hukum muda, memberontak dengan
menyerang kesatuan Tentara di Santiago de Cuba.
2.
Perjuangan Fidel Castro dalam menggulingkan rezim Batista diawali dengan adanya
kerusuhan Bogota. Pada tahun 1948, Castro berkunjung ke Bogota, Kolombia, untuk
menghadiri konferensi politik para pelajar Amerika Latin yang bertepatan dengan
pertemuan ke-sembilan Konferensi Uni Pan-Amerika. Para pelajar menggunakan
kesempatan ini untuk mendistribusikan pamflet bernada protes atas dominasi
Amerika Serikat terhadap Western Hemisphere. Beberapa hari kemudian, pimpinan Partai
Liberal Kolombia yang populis, Jorge Eliecer Gaitan terbunuh, yang memicu
kerusuhan yang sangat besar dijalanan . Kerusuhan dan penjarahan meluas ke
kota-kota lain di Kolombia, yang memulai masa kekacauan yang menjadi terkenal
di La Violencia , yang jug a melibatkan para pelajar . Ketika Castro
dikejar oleh penguasa Kolombia atas perannya dalam berbagai kerusuhan, Castro
berlindung di kedutaan Kuba dan kemudian diterbangkan kembali ke Havana.
Sekembalinya ke Kuba, Castro menjadi kandidat
untuk duduk di parlemen Kuba ketika Jenderal Fulgencio Batista memimpin coup
d’etat pada tahun 1952, yang berhasil melengserkan pemerintahan Presiden
Carlos Prio Soccaras dan membatalkan pemilu. Di Kuba Catro membentuk sebuah
organisasi pendukung bawah tanah menyerang Batista, dan pada tanggal 26 Juli 1953,
Castro dan Raul menyerang barak Moncada, kemudian gerakan ini lebih dikenal
dengan gerakan 26 Juli. Selama satu setengah tahun, gerilyawan Gerakan 26 Juli
bertahan di pegunungan Sierra Maestra. Di pegunungan Sierra, Castro akhirnya
tertangkap dan Castro dibebaskan pada Mei 1955 dan pergi ke Mexico. Saat di
Mexico, Castro bertemu dengan buangan Kuba yang lain dan merencanakan Gerakan
26 Juli, nama gerakan itu diambil setelah tanggal serangan yang gagal ke
Barak Moncada. Tujuan utamanya adalah kembali menyerang Fulgencio Batista.
Castro pun
belajar dari pengalaman serangan ke Moncada dan merencanakan taktik baru yang
dibutuhkan jika kekuatan Batista sulit untuk ditaklukan. Rencana tersebut
menggunakan taktik gerilya klasik yang pada waktu itu merupakan bentuk
pertempuran yang tidak dikenal oleh Fulgencio Batista. Di Mexico, Castro
bertemu Ernesto’Che’Guevara, seorang teoritis dan ahli taktik perang gerilya.
Che bergabung dengan pembentukan keyakinan politik pada diri Castro. Dua tahun perjuangannya
melawan Batista menimbulkan simpati yang cukup besar dari media massa dan
publik Amerika Latin pada umumnya.
Pada
Mei 1958, Batista mengeluarkan Operasi Verano yang bertujuan untuk memerangi
Castro dan kelompok anti-pemerintah lainnya. Operasi tersebut disebut “la
Ofensiva” oleh para pemberontak. Operasi Verano adalah Revolusi Kuba yang
paling memalukan bagi angkatan bersenjata dan pemerintahan Fulgencio Batista.
Hal ini dikarenakan 12 ribu tentara profesional Kuba di bawah pimpinan jenderal
Eulogio Cantillo ditugaskan untuk mengepung dan membinasakan 300 gerilyawan
yang dipimpin Fidel Castro dan Che Guevara. Pasukan Guevara berhasil
menggulingkan kereta baja Batista yang dikirimkan untuk membantu tentaranya
dikota Las Villas ketika Cienfeegos menang dalam perang Yuguajay. Dengan
berhasil menaklukan di semua sisi, pasukan Batista pun hancur.
3.
Memasuki fase awal setelah tergulingnya Batista, Castro hanya menjadi panglima
tertinggi. Sementara jabatan presiden diberikan kepada Dr. Manuel Urrutia Lleo,
seorang hakim liberal yang melepaskan diri dari pemerintahan Batista. Sedangkan
cabinet dipimpin oleh Jose Miro, seorang professor hukum. Pada 7 Januari 1959,
Amerika mengakui keberadaan Kuba dibawah pemerintahan yang baru. Pada 16
Februari 1959, setelah pengunduran diri Miro Cardona, Fidel Castro disumpah sebagai
Perdana Menteri, jabatan sebelumnya sebagai panglima tertinggi angkatan perang
diserahkan kepada adiknya Raul Castro.
Castro
mulai mengambil alih kekuasaan, pada mei 1959. Presiden Dwight Eisenhower memutuskan
hubungan dengan Kuba pada tanggal 3 Januarai 1961. Pada tahun 1961, rakyat
Amerika melakukan kampanye besar-besaran untuk menjatuhkan Castro dari
kekuasaan, Amerika mengadakan serangan di Teluk Babi, dengan merekrut tentara
Kuba yang ada didalam pengasingan untuk menyerang pulau tersebut. Kegagalan
upaya invasi Teluk Babi sebagai pengambilan keputusan yang buruk, khususnya
bagi orang-orang Amerika-Kuba sendiri, memandang masalah ini sebagai sebuah
keputusan pemerintahan Kennedy dalam upaya menyingkirkan para pelarian Kuba yang
dianggap mengganggu Amerika. Setelah berkuasa, Castro pun melakukan banyak
pembenahan di lingkup pemerintahan Kuba.
Salah
satu hal adalah menjadikan Kuba menjadi Negara Sosialis ditahun 1961, bersamaan
dengan pidato May day, Castro menyatakan bahwa Kuba resmi menganut paham
sosialis. Ketegangan antara Castro dan Amerika Serikat semakin kuat selama
terjadi krisis missil Kuba tahun 1962, yang membawa Amerika Serikat dan Uni
Soviet saling melakukan konfrontasi secara langsung terhadap Kuba. Selama
bertahun-tahun dibawah pemerintahan Castro, Kuba terus tumbuh, termasuk bidang
ekonominya. Ditahun 1983 pertumbuhan ekonomi Kuba telah mencapai 5%. Dalam bidang
pendidikan, Kuba yang hidup di tengah kemiskinan akibat embargo ekonomi
Amerika, masih sanggup menggratiskan seluruh biaya pendidikan bagii rakyatnya.
KRITIK DAN SARAN
1. Kepada mahasiswa Program
Sejarah penulis mrnyarankan agar mengambil pelajaran dari kondisi Kuba di bawah rezim Fulgencio
Batista, sebagai sarana untuk mewaspadai rezim yang berkuasa penuh atau
pemerintahan secara diktator yang melakukan korupsi besar-besaran di Indonesia.
2. Kepada para pembaca dapat
mengambil hikmah dari pemerintahan Batista. Seorang pemimpin negara jika dalam
pemerintahannya dijalankan dengan cara diktator maka tidak akan berlangsung
lama.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, AZ. Dan Baharudin Lopa.
1982. Bahaya Komunisme. Jakarta : N. V.
Bulan Bintang.
Abu Daud Busroh. 1987. Hukum
Tata Negara, Perbandingan. Jakarta : Bina
Aksara
Archer, Jules. 2007. Kisah
Para Dikatator Biografi Politik Para Penguasa Fasis,
Komunis,
Despotis dan Tiran. Yogyakarta
: Narasi
Buverger, Maurice. 1982. Sosiologi
Politik, Jakarta: Rajawali.
Darji Darmodiharjo. 1982. Pancasila
dalam beberapa Perspektif. Jakarta : Aries
Lima
Deliar Noer. 1987. Pemikiran
Politik di Dunia Barat. Jakarta : Rajawali Press.
Ensiklopedia Nasional Indonesia
V. 1989. Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka.
http://kompas.com.
Kak kalau dampak dari revolusi kubanya gimana ya kak?
BalasHapus