Senin, 20 Oktober 2014

sistem pemerintahan indonesia

§  Sebelum Amandemen
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1.     Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2.     Sistem Konstitusional.
3.     Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4.     Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5.     Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6.     Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7.     Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi
1.     adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2.     jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
§  Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

§  Sesudah Diamandemen
Setelah dilakukan amandemen terhadap konstitusi Indonesia, Undang-undang dasar Negara Indonesia tahun 1945, maka terjadi perubahan pula pada pokok, pokok sistem pemerintahan sebagai berikut
1.     Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.
2.     Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3.     Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden  dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4.     Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5.     Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6.     Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut;
1.     Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2.     Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
3.     Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
4.     Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran)
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

Amandemen UUD 1945 juga membawa banyak perubahan dalam sistem ketatanegaraan(struktur pemerintahan) Indonesia seperti MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara. Terdapat pula perubahan fungsi tugas dan wewenang lembaga negara. Serta ada juga lembaga yang dibentuk dan dihapuskan.



makalah revolusi kuba

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah sejarah ini. Makalah ini saya sajikan secara sistematis dan disertai dengan gambar-gambar yang relevan,sehingga mempermudah pembaca untuk mempelajarinya. Diakhir makalah ini saya sajikan gambar-gambar  untuk menambah wawasan bagi pembaca. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan buku ini.






Bojonegoro, Januari 2014

Penulis






Daftar Isi
Kata pengantar...........................................................................1
Daftar isi.....................................................................................2
BAB 1
-Pendahuluan..............................................................................3
          -Latar belakang.................................................................3
          -Rumusan masalah............................................................5
-Tujuan makalah...............................................................5
          -Manfaat makalah.............................................................6
BAB II
-Pembahasan.............................................................................6-13
BAB III
-Penutup.....................................................................................14
          -Kesimpulan..................................................................14-15
-Kritik dan saran..............................................................16
-Daftar pustaka.................................................................16





BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Kuba merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Karibia utara, pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Kuba pertama kali dikunjungi oleh bangsa Eropa ketika Christopher Columbus mendarat di ujung timur Kuba pada 28 Oktober 1492, kemudian Spanyol mengirimkan pasukannya untuk melakukan invasi terhadap Kuba yang dipimpin oleh Diego Velazquez de Cuellar. Sejak itu Spanyol menaklukkan penduduk pribumi dan berkuasa atas Kuba. Diego Velazquez de Cuellar ditunjuk sebagai Gubernur Kuba untuk Spanyol pada 1511 dan membangun sebuah villa di Baracoa yang menjadi ibukota pertama pulau itu (Ferdinand Zaviera, 2007: 20).
 Spanyol membangun sebuah koloni baru di Kuba dengan menyingkirkan penduduk asli yang telah menghuni pulau itu. Sekitar 16.000 hingga 60.000 penduduk asli dari suku bangsa Taino dan Siboney telah menghuni  Kuba sebelum kolonisasi. Penduduk asli Kuba tersebut dipaksa masuk ke dalam encomiendas (semacam daerah perlindungan) pada masa pendudukan pulau Kuba oleh Spanyol. Banyak penduduk pribumi Kuba yang menjadi korban kebrutalan para Conquistador Spanyol.
Kuba pertama-tama dijadikan basis untuk penaklukkan Spanyol ke benua Amerika. Setelah penaklukan benua Amerika, harta kekayaan yang dihasilkan, emas dan perak yang ditambang, batu-batu berharga dan produk-produk penting lainnya dikirim dari benua Amerika dengan menggunakan pelabuhan-pelabuhan Kuba sebagai pelabuhan yang aman dalam perjalanannya. Pada masa itu terjadi berbagai pemberontakan penduduk pribumi, seperti yang dipimpin oleh Guama, salah satu pemimpin Taino terakhir yang mengadakan pemberontakan terhadap kekuasaan Spanyol. Namun berbagai macam pemberontakan oleh penduduk pribumi akhirnya dapat diatasi oleh Spanyol.
Pemberontakan dari penduduk asli Kuba tidak lagi mengancam, kemudian muncul ancaman-ancaman lain dari para bajak laut dan kapal-kapal tentara sewaan oleh pemerintah asing serta penyerbuan oleh negara-negara lain. Serangan-serangan tersebut mengharuskan Spanyol mengadakan konvoi-konvoi untuk melindungi kapal-kapal dan membangun benteng-benteng untuk melindungi kota. Merkantilisme Spanyol membuat negara itu mempertahankan Kuba dalam keadaan yang relatif terisolasi dari pengaruh-pengaruh luar. Namun sejak pendudukan Havana selama satu tahun oleh Inggris pada 1762 pada akhir perang tujuh tahun, Kuba menjadi lebih terbuka secara ekonomi terhadap impor budak dan kemajuan-kemajuan dalam penanaman dan pemrosesan gula.\
 Tahun 1791 hingga 1804, banyak orang Perancis yang melarikan diri ke Kuba dari revolusi Haiti beserta budak-budaknya, yang mempunyai keahlian dalam mengolah gula dan menanam kopi, sehingga menjadikan Kuba produsen gula utama di dunia. Pada tahun 1884 perbudakan dihapuskan setelah prakteknya melemah pada masa perjuangan untuk memerdekakan Kuba.
Perjuangan koloni untuk merebut kemerdekaan ini berlangsung mulai pertengahan abad ke-19, dengan perjuangan pertama yang menghasilkan perang 10 tahun yang dimulai pada tahun 1868. Penjajahan tiga abad yang membawa kesengsaraan bagi Amerika Latin telah mendorong timbulnya cita-cita, tekad dan semangat bangsa di kawasan ini untuk merdeka. Kuba akhirnya dapat melepaskan diri dari cengkeraman Spanyol dengan bantuan Negara adikuasa Amerika Serikat. Pada tahun 1895 muncul revolusi besar-besaran dan terorganisasi melawan Spanyol dengan tokohnya Jose Marti. Revolusi ini menyebabkan intervensi langsung dari Amerika Serikat terhadap Kuba, karena banyaknya penduduk Amerika Serikat yang telah mati dan menjadi korban di Kuba (Ferdinand Zaviera, 2007 : 26).
Keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Spanyol Amerika 1899, tersebut timbul ketika kapal perang Amerika Serikat, Maine, secara misterius diledakkan di pelabuhan Havana. Perang dengan Amerika Serikat itu mengakibatkan terlepasnya Kuba dengan Puerto Rico, serta Filipina dan Guam, dari tangan Spanyol, namun perang tersebut tidak membuahkan kemerdekaan sejati bagi Kuba, yang terjadi hanyalah pengaruh Spanyol digantikan oleh Amerika Serikat. Negara Kuba diberi kemerdekaan resmi pada tahun 1902, akan tetapi Kuba baru diperkenankan memperoleh kemerdekaan resmi setelah menerima Amandeman Platt sebagai bagian dari konstitusi baru Kuba. Pada kenyataan Amandemen Platt itu mengubah Kuba menjadi sesuatu yang sangat mirip dengan jajahan Amerika Serikat yang tak pernah ragu–ragu menerapkan tekanan atas dasar hak istimewanya itu.
Amerika Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan pengaruh politik dan ekonominya sangat terasa di Kuba. Keterlibatan Amerika Serikat ini merupakan bentuk intervensi asing yang terlalu ikut campur terhadap masalah dalam negeri Kuba. Intervensi asing Amerika Serikat terhadap Kuba merupakan duplikasi dalam bentuk mini datangnya kembali penjajahan asing. Umumnya dalih yang lazim dipergunakan adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya di luar negeri, atau untuk ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan. Intervensi tersebut untuk menangkal adanya kekhawatiran terhadap pengaruh asing yang mulai timbul setelah selesainya perang kemerdekaan. Begitu dimulai perdagangan yang meluas dengan Amerika serikat dan Inggris, mulai timbullah kekhawatiran bangsa-bangsa Amerika Latin terhadap pengaruh asing, di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi modal asing disektor perindustrian, dan meluas kepada nilai-nilai kebudayaan asing. Republik Kuba mengalami serangkaian pemberontakan, kudeta, dan setiap bentuk perjuangan intern pada tahun 1920 melahirkan kediktatoran Gerardo Machado Y. Morales. Pemerintahan Machado lalu digulingkan oleh golongan revolusioner yang dipimpin oleh Fulgencio Batista, kemudian mengambil alih pemerintahan sebagai seorang diktator pada tahun 1934 yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Pada Oktober 1944 sampai Oktober 1948 Kuba dipimpin oleh Presiden Ramon Grau San Martin, dan mulai Oktober 1948 dipimpin oleh Presiden Carlos Prio Socarras. Pada September 1933, Batista mengadakan “pemberontakan sersan” yang menjatuhkan Gubernur Provisi Carlos Manuel de Cespedes yang sebelumnya menjatuhkan diktator Gerardo Machado y Morales. Bukannya mlangsung berkuasa, Batista malah mengendalikan banyak presiden boneka sipil sambil menyusun kekuatan di angkatan bersenjata dengan menjadi ketua staf angkatan bersenjata hingga 1940, saat ia sendiri terpilih sebagai presiden.
Batista memulai program besar pelayanan publik dan benar-benar meningkatkan ekonomi. Batista memperbolehkan mafia di bawah pimpinan gangster New York Meyer Lansky, dan menjalankan kasino di sana. Di bawah panduan kejahatan lansky, Kuba menjadi pulau peristirahatan bagi Amerika Serikat yang terkena karena cerutu, musik, rum dan kebebasan terhadap pelacuran. Batista sendiri memperkaya diri dengan suapan, dan di akhir masa jabatan presiden pertamanya pada 1944, ia pergi ke Florida sebagai orang kaya. meningkatkan ekonomi.
Pada tahun 1952, Batista kembali ke Kuba, menguasai pemerintahan
melalui kudeta tak berdarah. Dua tahun kemudian Batista menjabat sebagaim presiden lewat pemilu rakyat dan terpilih kembali pada tahun 1958. Tetapi, periode kedua jabatannya ditandai dengan represi brutal. Batista mengendalikan pers, universitas, dan kongres dengan tangan besi. Batista juga menangguk untung dari meningkatnya perekonomian (Monsanto Luka, 2008: 104-105).
Batista yang tidak memahami sendiri tentang kondisi dalam negerinya, di mana penderitaan rakyat meningkat, sementara Amerika sendiri sebagai salah satu Negara demokrasi, sejak awal tidak pernah mendukung aksi kudetanya secara tulus (Syamdani, 2009: 96).
Pemerintahan Batista yang diktatorial mengakibatkan Fidel Castro, seorang ahli hukum muda, memberontak dengan menyerang kesatuan Tentara di Santiago de Cuba ( 26 Juli 1953 ). Fidel Castro berjuang dengan gigih untuk menggulingkan rezim Batista. Fidel Castro dengan kekuatan sekitar 800 orang prajurit akhirnya berhasil meremukkan pasukan militer pemerintahan Batista yang berjumlah 30 ribu prajurit, rakyatpun mengelu-elukan Fidel Castro. Serangan yang berlangsung bertubi- tubi akhirnya membuat Batista kewalahan. Beberapa kota telah dikuasai pemberontak di bawah pimpinan Fidel Castro. Akibatnya, akhir Desember 1958, Batista terpaksa mengakui kekalahannya. Batista kemudian melarikan diri ke Republik Dominika, pada tengah malam di tahun baru 1959. Pelarian ini merupakan suatu pertanda bahwa sebuah rezim telah berakhir di Kuba.
Fidel Castro mengumumkan kemenangannya pada tahun 1959 dengan kalimat pertama “sekarang revolusi kita mulai”. Sejak saat itu, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai hari revolusi bagi Kuba. Fidel Castro dan akhirnya berhasil mengambil alih kekuasaan atas Kuba (Syamdani, 2009: 97).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam sebuah skripsi dengan judul “Perjuangan Fidel
Castro dalam Menggulingkan Rezim Fulgencio Batista Tahun 1952- 1959”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Bagaimana latar belakang penggulingan rezim Batista ?
2. Bagaimana perjuangan Fidel Castro dalam menggulingkan rezim Batista ?
3. Bagaimana pemerintahan Kuba pasca penggulingan rezim Batista ?


Tujuan makalah

1. Memberi gambaran yang jelas tentang latar belakang penggulingan rezim Batista.
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang perjuangan Fidel Castro dalam
    menggulingkan rezim batista.
3. Untuk mengetahui pemerintahan Kuba pasca penggulingan rezim Batista.


Manfaat makalah
·        Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Untuk memberikan tambahan pengetahuan ilmiah yang berguna dalam
    rangka mengembangkan ilmu sejarah khususnya yang berkaitan dengan
    topik “Perjuangan Fidel Castro Dalam Menggulingkan Rezim Fulgencio
    Batista Tahun 1952-1959“
2. Dalam penelitian ilmiah diharapkan dapat menambah wawasan dan
    pengetahuan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
·        Manfaat Praktis
Secara praktis penulisan ini bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keguruan dan
    ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Dapat melengkapi koleksi penelitian diperpustakaan khususnya mengenai
   “Perjuangan Fidel Castro dalam Menggulingkan Rezim Fulgencio Batista
    Tahun 1952-1959“


BAB II
PEMBAHASAN
1. Sekilas Tentang Sejarah Kuba

Republik Kuba terdiri atas pulau Kuba (pulau terbesar di Kepulauan Antilles Besar), Pulau Pemuda dan beberapa pulau kecil disekitarnya. Nama “Kuba” konon berasal dari kata dalam bahasa Tano “cubanacan” yang berarti “tempat yang sentral”. Kuba pertama kali dikunjungi oleh bangsa Eropa ketika Cristoper Columbus pertama kali mendarat pada 28 Oktober 1492, diujung timur Kuba, Cazigazgo, Diego Velazques de Cuellar memimpin invasi Spanyol, Kuba pertama-tama dijadikan basis untuk penaklukan spanyol ke benua Amerika. Merkantilisme spanyol membuat negara ini mempertahankan Kuba dalam keadaan yang relatif terisolasi dari pengaruh- pengaruh luar. Namun sejak pendudukan havana selama satu tahun oleh Inggris pada 1762 setelah berakhirnya perang Tujuh Tahun, Kuba menjadi lebih terbuka (Ferdinand Zaviera, 2007: 24- Kuba sebelum kedatangan Spanyol, dihuni oleh sekurang-kurangnya dua suku bangsa pribumi yang berbeda, yakni suku Taíno dan Siboney. Kebanyakan penduduk Kuba dari masa pra-Columbus, termasuk suku bangsa Siboney, Suku bangsa Taíno adalah petani-petani yang cakap dan suku bangsa Siboney adalah masyarakat pemburu-pengumpul dengan sedikit pertanian yang mendukungnya. Suku bangsa Taíno dan Siboney mempunyai adat-istiadat dan kepercayaan yang serupa, yaitu ritual suci yang dipraktikkan dengan menggunakan tembakau yang disebut cohoba, atau "merokok".
Kuba dihuni sekitar 16.000 hingga 60.000 penduduk asli dari suku bangsa Taíno dan Siboney sebelum kolonisasi. Penduduk asli Kuba, termasuk suku bangsa Siboney dan Taíno, dipaksa masuk ke dalam encomiendas (semacam daerah perlindungan) pada masa pendudukan pulau Kuba oleh Spanyol. Salah satu daerah perlindungan yang terkenal adalah Guanabacoa, yang kini merupakan daerah suburban Havana. Banyak penduduk pribumi Kuba yang menjadi korban kebrutalan conquistador Spanyol (seperti yang dipersaksikan dan diratapi oleh banyak orang seperti Bartolomé de Las Casas) dan penyakit-penyakit yang di bawa para conquistador, yang sebelumnya tak pernah di kenal oleh penduduk pribumi. Kebanyakan conquistador mengambil kaum perempuan Taíno sebagai istri, dan istri tidak resmi, atau seperti yang lebih sering terjadi, sekadar sebagai pemuas kebutuhan seksual, karena sedikit sekali perempuan Spanyol yang menyeberangi Samudra Atlantik pada masa itu. keturunan dari conquistador dan penduduk pribumi disebut mestizo, namun penduduk menyebutnya dengan Guajiro, yang artinya "orang kita". Kini keturunan suku bangsa Taíno mempertahankan warisan leluhurnya di dekat Baracoa. Kuba pertama-tama dijadikan basis untuk penaklukan Spanyol ke benua Amerika. Setelah penaklukan benua Amerika, harta kekayaan yang dihasilkan, emas dan perak yang ditambang, batu-batu berharga, cokelat dan produk-produk tumbuhan yang penting saat itu seperti zat pewarna dan obat-obatan, dikirim dengan kapal Spanyol dari benua Amerika dan belakangan juga dari Filipina ke Spanyol, dengan menggunakan pelabuhan-pelabuhan Kuba sebagai pelabuhan yang aman dalam perjalanannya. Pada masa ini terjadi berbagai pemberontakan penduduk pribumi, khususnya pemberontakan yang dipimpin oleh Guamá, salah satu pemimpin Taíno terakhir yang mengadakan perlawanan terhadap kekuasaan Spanyol. Berakhirnya pemberontakan Taíno/ Siboney , muncul ancaman-ancaman lain dari para bajak laut dan kapal-kapal tentara sewaan oleh pemerintah asing. Penyerbuan juga dilakukan oleh negara-negara lain yang berusaha merebut harta milik yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Spanyol serta keturunan kolonial, yang dipandang sebagai milik Spanyol sendiri. Serangan-serangan terhadap kapalkapal dan kota-kota mengharuskan Spanyol mengadakan konvoi-konvoi untuk melindungi kapal-kapal dan membangun benteng-benteng untuk melindungi kotakota. Namun demikian, pertahanan Kuba yang paling efektif adalah demam kuning yang membunuh pasukan-pasukan penyerbu. Merkantilisme Spanyol membuat negara itu mempertahankan Kuba dalam keadaan yang relatif terisolasi dari pengaruh-pengaruh luar. Namun sejak pendudukan Havana selama satu tahun oleh Inggris pada tahun 1762 setelah ber
akhirnya Perang Tujuh Tahun, Kuba menjadi lebih terbuka secara ekonomi terhadap impor budak dan kemajuan-kemajuan dalam penanaman dan pemrosesan gula. Benteng La Cabaña yang kukuh, yang tak pernah bisa direbut melalui penyerangan, yang sepenuhnya mendominasi Teluk Havana, dibangun tak lama setelah Havana dikembalikan kepada Spanyol, ditukar dengan Florida. Namun benteng itu belakangan terkenal sebagai tempat penghukuman mati dan penjara, mirip dengan penjara Bastille di Paris. Pasukan kolonial Kuba ikut serta dalam tentara Spanyol pada masa Perang Revolusi Amerika, menolong Spanyol untuk merebut Florida Timur dan Florida Barat. Antara 1791 hingga 1804, banyak
orang Prancis yang melarikan diri ke Kuba dari revolusi Haiti, membawa serta bersama mereka budak-budak dan keahlian dalam mengolah gula dan menanam kopi. Akibat dari banyaknya budak yang mmepunyai keahlian dalam mengolah gula, Kuba menjadi produsen gula utama dunia. Pada 1884, perbudakan dihapuskan setelah praktiknya melemah pada masa perjuangan untuk memerdekakan Kuba. Perjuangan koloni ini untuk merebut kemerdekaan berlangsung sepanjang paruhan kedua dari abad ke-19 dengan perjuangan pertama yang menghasilkan Perang Sepuluh Tahun yang dimulai pada 1868. Penulis dan otak pemberontakan, José Martí mendarat di Kuba bersama para buangan pemberontak pada 1895, namun lebih dari sebulan kemudian terbunuh dalam pertempuran. Jose Marti kemudian lebih dikenal sebagai pahlawan di Kuba, dan warisannya diklaim oleh para pendukung maupun lawan pemerintahan yang sekarang. Meskipun Marti menyukai Konstitusi AS dan populer di AS, Marti prihatin terhadap ekspansionisme negara itu. Sejarah bangsa Kuba diawali pada tahun 1511, ketika Diego Velazquez mendarat di Baracoa, diujung laut Kuba, untuk merebut kekuasaan pulau Kuba dari orang-orang Indian yang menghuninya. Para penakluk itu hanya menghadapi sedikit rintangan, dan dapat menempati koloni baru itu dalam waktu empat tahun, dan mendirikan Havana dan beberapa kota kecil lainnya. Selain memberikan nama kota Havana, juga terdapat pemberian nama kota-kota baru di Kuba yang diberikan oleh Katolik Roma, antara lain: Santiago (St. James), Sancti-Spirit (Roh Kudus, Trinidad (Trinitas). Namun, ada pula alasan politik dalam pemberian nama tempat-tempat lainnya. Ketika Colombus berlayar melalui pesisir selatan Kuba, Columbus menamakan kepulauan yang membentang disepanjang pesisir itu Jardines Da La Reina (Taman Ratu) untuk menghormati Ratu Isabela yang membiayai pelayaran-pelayaran penemuannya. Diego Velazquez juga memberi nama kepulauan yang menghadap pesisir utara dengan nama jardines del Rey (Taman Raja), untuk menghormati Raja Ferdinand dari Aragon, suami Isabela ( Gloriel International, 1988: 243-244). Pada tahun 1516 orang Spanyol memulai industri perkapalan di Kuba. Kuba berada dalam suasana yang relatif tenang, sampai pada akhir abad ke-19, yakni ketika patriot-patriot Kuba menginginkan kemerdekaan dari Spanyol, namun mengalami kegagalan. Pada tahun 1898 pecahlah perang Spanyol- Amerika, yang kemudian di manfaatkan oleh salah seorang pemimpin revolusi seperti Jose Marti. Perang dengan Amerika Serikat mengakibatkan terlepasnya Kuba dan Puerto Riko, serta Filipina dan Guam dari tangan Spanyol, namun perang Spanyol-Amerika tidak membuat Kuba bisa merdeka sepenuhnya, yang terjadi bahwa pengaruh Spanyol digantikan oleh Amerika. Antara tahun 1791 hingga 1804, banyak orang Perancis yang melarikan diri ke Kuba dari revolusi Haiti, membawa serta bersama para budak- budak dan yang punya keahlian mengolah gula dan menanam kopi. Akibat dari banyaknya budak yang mmepunyai keahlian dalam mengolah gula, Kuba menjadi produsen gula utama dunia. Pada 1884, perbudakan dihapuskan setelah praktiknya melemah pada masa perjuangan untuk memerdekakan Kuba. Kuba diberi kemerdekaan pada tahun 1902, namun Kuba baru diperkenankan memperoleh kemerdekaan resmi setelah menerima Amandemen Platt, sebagai bagian dari konstitusi baru Kuba. Amandemen tersebut memantapkan kedudukan pangkalan militer Amerika Serikat di Kuba. Amandemen Platt juga mencangkup syarat-syarat sebagai berikut “Pemerintah Kuba sepakat untuk memperkenankan Amerika memperolah hak untuk melakukan intervensi untuk melindungi kemerdekaan Kuba, pelestarian suatu pemerintahan yang layak untuk melindungi perikehidupan, hak milik, dan kebebasan perorangan…..”Akhir tahun 1895 sampai awal tahun 1898 revolusi menguasai sebagian besar daerah pedesaan dan sejumlah kota, namun upaya-upaya Spanyol, yang menguasai kota-kota besar untuk memenangkan pulau itu baru berhenti setelah Amerika Serikat mendudukinya dalam perang Spanyol- Amerika tahun 1898. Kuba mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1902, meskipun dibatasi oleh Amandemen Platt, yang memberikan kepada Amerika pengaruh besar dalam urusan-urusan Kuba dan mengharuskan Kuba menyewakan teluk Guantanamo kepada Amerika Serikat. Thomas Estrada Palma (1902-1906) adalah presiden pertama dan terpilih Kuba pada masa damai. Dengan menggunakan Amandemen Platt, tentara Amerika menduduki Kuba untuk kedua kalinya pada 1906-1909. Amandemen Platt dicabut tahun 1934, namun penyewaan Teluk Guantanamo diperpanjang dengan bayaran nominal (sekedarnya) (Ferdinand Zaviera, 2007:27 Pada kenyataannya Amandemen Platt mengubah Kuba menjadi sesuatu yang mirip jajahan Amerika. Amerika tidak pernah ragu dalam menerapkan tekanan atas dasar hak istimewa itu di Kuba. Selama setengah abad, Amerika Serikat menjadikan pengaruh politik dan ekonominya di Kuba. Pada tahun 1920- an muncul kedikatatoran Gerardo Machado y Morales. Pemerintahan Machado digulingkan oleh golongan revolusioner yang dipimpin oleh sersan Fulgencio Batista. Penggulingan rezim Machado mengantarkan Ramon Grau San Martin ke kursi kepresidenan. Namun, Batista mampu mengambil alih pemerintahan sebagai
diktator pada tahun 1934. Pemerintahan Batista berhasil memperoleh dukungan
Amerika. Amerika Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan pengaruh politik dan ekonominya sangat terasa di Kuba. Keterlibatan Amerika Serikat ini merupakan bentuk intervensi asing yang terlalu ikut campur terhadap masalah dalam negeri Kuba. Intervensi asing Amerika Serikat terhadap Kuba merupakan duplikasi dalam bentuk mini datangnya kembali penjajahan asing. Umumnya dalih yang lazim dipergunakan adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya di luar negeri, atau untuk ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan. Intervensi tersebut untuk menangkal adanya kekhawatiran terhadap pengaruh asing yang mulai timbul setelah selesainya perang kemerdekaan. Begitu dimulai perdagangan yang meluas dengan Amerika serikat dan Inggris, mulai timbullah kekhawatiran bangsa-bangsa Amerika Latin terhadap pengaruh asing, di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi modal asing disektor perindustrian, dan meluas kepada nilai-nilai kebudayaan asing. Republik Kuba mengalami serangkaian pemberontakan, kudeta, dan setiap bentuk perjuangan intern pada tahun 1920 melahirkan kediktatoran Gerardo Machado Y. Morales. Pemerintahan Machado lalu digulingkan oleh golongan revolusioner yang dipimpin oleh Fulgencio Batista, kemudian mengambil alih pemerintahan sebagai seorang diktator pada tahun 1934 yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

2. Kuba Masa Pemerintahan Fulgencio Batista

Fulgencio Batista lahir pada 16 Januari 1901 sebagai anak seorang petani miskin. Pada usia 21 tahun Batista bergabung dengan militer sambil malamnya belajar di sekolah. Saat menjadi stenografis resmi militer, Batista menjadi sadar akan meluasnya oposisi terhadap kediktatoran Gerrardo Machado, seorang politikus korup yang mendapatkan kekuasaannya di Kuba tahun 1924. Setelah 12 tahun sebagai tenaga sipil, Batista kemudian dipromosikan menjadi sersan. Saat itu Batista telah menjadi tokoh pusat jaringan revolusioner. Tahun 1933, disulut oleh kerusuhan-kerusuhan buruh-buruh Amerika Serikat, pekerja berani menentang Machado dengan menghimbau satu serangan umum.
Batista mulai sadar dan menetapkan bahwa agar diadakan suatu revolusi kaum serdadu. Pada setiap pos militer, diwaktu subuh ketika sang perwira sedang tidur nyenyak, sersan-sersan yang memegang kunci penting mengambil alih seluruh komando. Keberhasilan Batista kemudian dilanjutkan dengan mengangkat dirinya menjadi kolonel, dan seluruh komando militer berada di bawah kekuasaannya. Selama tujuh tahun kemudian, Batista mengendalikan Kuba sebagai pemegang kekeuasaan dengan mengendalikan seorang Presiden, yang kemudian para pemimpin parlemen berusaha untuk menggulingkan Presiden tersebut.
Kekuasaa Batista dibangun melalui dukungan-dukungan dari polisi dan tentara yang membatasi setiap surat kabar oposisi, memenjarakan dan menyiksa wartawan, mengancam politikus saingan Batista dengan membuangnya ke Miami. Fulgencio Batista memimpin Revolusi Sersan 1933 yang menggulingkan pemerintahan transisi setelah pemerintahan dikatator Gerardo Machado runtuh, dan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pertama, dan akhirnya orang yang bertanggungjawab di bawah sejumlah presiden hingga 1940 ketika Batista mengangkat dirinya sebagai presiden. Batista mengajukan konstitusi baru yang progesif dan pada 1944 meninggalkan jabatannya dan pensiun di Florida untuk sementara waktu. Pada 1953, Batista merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta yang hampir tidak berdarah tiga bulan sebelum pemilu yang telah direncanakan dan membangun sebuah pemerintahan diktator yang menindas. Akibat dari kudeta Batista ini , banyak kelompok sipil dan gerilya yang mulai menentangnya. xcBatista memulai program besar pelayanan publik dan benar-benar meningkatkan ekonomi. Batista memperbolehkan mafia di bawah pimpinan gangster New York Meyer Lansky, dan menjalankan kasino di sana.
 Di bawah panduan kejahatan lansky, Kuba menjadi pulau peristirahatan bagi Amerika Serikat yang terkena karena cerutu, musik, rum dan kebebasan terhadap pelacuran. Batista sendiri memperkaya diri dengan suapan, dan di akhir masa jabatan presiden pertamanya pada 1944, Batista pergi ke Florida sebagai orang kaya (Monsanto Luka, 2008: 104). Dalam peran barunya sebagai presiden, Batista melancarkan program kesehatan, pendidikan dan pelayanan-pelayanan umum. Batista juga membangun ratusan sekolah, mengeluarkan undang-undang perlindungan buruh, memecah pabrik-pabrik gula yang besar menjadi pabrik-pabrik kecil yang diserahkan pada petani-petani lemah dan sarana transportasi mulai dibangun. Meskipun programprogramnya populer, Batista sendiri tidak populer di mata rakyatnya. Rakyat Kuba tahu bahwa Batista mengambil keuntungan secara gelap. Setengah dari keuntungan perjudian di kasino-kasino diserahkan kepada istrinya. Batista memperbolehkan mafia dibawah pimpinan gengster New York Meyer Lansky dan menjalankan Kasino. Dibawah panduan kejahatan Lansky, Kuba menjadi pulau peristirahatan bagi Amerika Serikat yang terkenal dengan cerutu, rum, dan kebebasan terhadap pelacuran. Batista memperkaya diri dengan suapan dan diakhir masa jabatan Presiden pertamanya pada tahun 1944, Batista pergi ke Florida sebagai orang kaya (Monsanto Luka, 2008: 105). Di Amerika,
Batista menikmati kekayaannya dengan santai, namun setelah empat tahun Batista mulai bosan. Tahun 1948, Batista mendapat izin pulang ke Havana. Di negerinya itu Batista mulai menapaki karir politik melalui kursi senat yang berhasil diraihnya. Empat tahun kemudian, pada tahun 1952, keinginannya meraih kursi presiden muncul lagi, tetapi Batista merasa terhina dengan hanya mendapat peringkat ketiga dalam pencalonannya. Nalurinya bergerak dan mengumpulkan pejabat-pejabat muda yang berambisi, bergabung menjadi komplotan yang siap kudeta. Dua bulan sebelum hari pemilihan, Batista mengenakan kembali seragam militernya yang lama dan memimpin kudeta, yang untungnya tak berdarah pada pemerintahan Carlos Prio.
Mulailah babak kedua kekuasaan Batista. Kebiasaan Batista terhadap uang suap tetap bertahan, perjanjian gelap dengan bandit-bandit kakap Amerika dibuatnya. Mereka diperbolehkan membuka keuntungan juga didapatnya dari perdagangan dan dunia pariwisata (Jules Archer, 2007: 144). Para pengusaha telah bosan dengan kerakusan Batista, petanipun marah karena kegagalannya memenuhi janji meluaskan land-reform, para Cendikiawan tidak suka dengan kebiasaannya mengubah peraturan yang tidak disenangi Batista. Serdadu yang terhimpit dengan gaji rendah, kini mulai sadar akan milyaran rupiah yang dicuri Batista dari kas negara. Washington yang merasa bahwa di Kuba akan terjadi pemberontakan terhadap pemerintahan Batista, segera menarik kembali duta besarnya di Kuba, Arthur Gadner, yang telah mengidentifikasikan dirinya dengan Batista, di mana Arthur Gadner lebih banyak bertindak sebagai pengusaha dari pada sebagai seorang Duta Besar negara Amerika. Duta besar yang baru Karl Smith, pada pertama kedatangannya di Kuba sudah disambut oleh kaum demonstran wanita yang mendesaknya agar membantu memperbaiki kebebasan di Kuba. Begitu oposisi mulia memuncak, Batista dengan cepat menyebarkan teror. Lebih dari 21.000 rakyat Kuba yang dihukum mati.
Batista memanfaatkan ketakutan Washington terhadap revolusi Castro. Batista kemudian menuntut bukti nyata bantuan Amerika agar Batista dapat mempublikasikan bantuan pemerintah Amerika Serikat itu ke media massa. Korupsi yang meluas mendorong terjadinya perang gerilya yang dipimpin oleh Fidel Castro. Tindakan Batista menyalahgunakan kekuasaan membuat presiden Amerika Serikat Dwight D. Eisonhower melarang penjualan senjata ke Kuba, tanpa dukungan Amerika, Batista tidak bisa membendung serangan Castro. Pada 1 Januari 1959, ia kabur ke Republik Dominika. Batista hidup makmur dalam pengasingan di Pulau Madeira dan di Estoril, dekat Lisbon, dan meninggal di Marbella, Spanyol, pada 6 Agustus 1973.

3. Kuba Masa Kekuasaan Fidel Castro
Memasuki fase awal setelah tergulingnya Batista, Castro hanya menjadi panglima tertinggi. Sementara jabatan presiden diberikan kepada Dr. Manuel Urrutia Lleo, seorang hakim liberal yang melepaskan diri dari pemerintahan Batista. Sedangkan cabinet dipimpin oleh Jose Miro, seorang professor hokum. Pada 7 Januari 1959, Amerika mengakui keberadaan Kuba dibawah pemerintahan yang baru tersebut. Castro mulai bergerak melakukan pembersihan terhadap orang-orang controversial, dengan kekuatan yang ada pada Castro dan didukung oleh pemerintahan yang sesungguhnya tidak lepas dari kontrolnya, Castro melakukan penangkapan, pengadilan dan penghukuman terhadap para pendukung Batista. Akibat tindakan tersebut, Castro dikecam oleh Amerika dan Negara-negara lain. Partai komunis Kuba yang berada di bawah Batista pun tidak diakui.
 Anggotanya dilarang untuk melakukan aktifitas politik. Pada 16 Februari 1959, setelah pengunduran diri Miro Cardona, Fidel Castro disumpah sebaga Perdana Menteri, jabatan sebelumnya sebagai panglima tertinggi angkatan perang diserahkan kepada adiknya Raul Castro. Castro mulai mengambil alih kekuasaan, pada mei 1959, Castro mendirikan Nation Institute of Agrarian Reform yang ketuanya adalah Castro sendiri. Waktu tanah rakyat Kuba sekitar 75% dikuasai oleh orang asing, termasuk Amerika di Guantanamo.
 Tanah-tanah yang dimiliki asing tersebut kemudian dijadikan milik Negara dan dibagikan kepada keluarga-keluarga yang belum memiliki tanah. Castro juga menghapus pertanian system sewa, dan pemilikan tanah oleh orang asing diawasi dengan ketat Pada 17 Juli 1959 Fidel Castro mendesak Presiden Urutia untuk mengundurkan diri, setelah dinilai melakukan “sabotase terhadap revolusi”. Kursi kepresidenan kemudian diberikan kepada Osvaldo Darticos, ahli hukum yang sempat pula menjadi menteri Perundang-undangan Revolusi. Akhir tahun 1959, setelah berbagai langkah konsolidasi ditempuh, kekuasaan atas Kuba telah dipusatkan sepenuhnya pada Fidel Castro.

Tahun-tahun Kekuasaan
Pada Februari 1960, Kuba menandatangani sebuah persetujuan untuk membeli minyak dari Uni Soviet. Ketika kilang minyak milik Amerka Serikat di Kuba menolak untuk memproduksi minyak, kilangpun diambil alih, dan Amerika memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintahan Castro. Untuk melawan kebijakan-kebijakan Eisenhower tersebut, pemerintah Kuba segera membentuk hubungan dengan Uni Soviet. Sebuah pakta pun ditandatangani Castro dan Perdana Menteri Sovyet Nikita Khrushchev, yang memperbolehkan Kuba menerima jumlah bantuan ekonomi dan militer yang besar dari Sovyet. Pada 1960, Eisenhower mengurangi kuota impor gula Kuba menjadi 700.000 ton, dan sebagai respon, Kuba pun mensosialisasi sekitar $850 juta kekayaan dan bisnis Amerika Serikat di Kuba.
Pemerintah mengkonsolidasi kontrol atas bangsa dengan menasionalisasi industri, mengambil alih kekayaan yang dimiliki oleh rakyat Kuba dan yang bukan rakyat Kuba, mengolektivisasi pertanian dan membuat kebijakan-kebijakan yang mengklaim akan menguntungkan rakyat. Berbagai kebijakan ini mengalenisasi banyak pendukung revolusi di antara kelas menengah dan atas Kuba, yang kira- kira hal itu setengah dari rakyat Kuba. Lebih dari satu juta rakyat Kuba kemudian bermigrasi ke Amerika Serikat, membentuk komunitas anti-Castro yang sangat vokal di Miami, Florida. Presiden Dwight Eisenhower memutuskan hubungan dengan Kuba pada tanggal 3 Januarai 1961. Pada tahun 1961, rakyat Amerika melakukan kampanye besar-besaran untuk menjatuhkan Castro dari kekuasaan, Amerika mengadakan serangan di Teluk Babi, dengan merekrut tentara Kuba yang ada didalam pengasingan untuk menyerang pulau tersebut.

v Invasi Teluk Babi
Pada tahun 1961, rakyat Amerika pun melakukan kampanye besarbesaran untuk menjatuhkan Castro dari kekuasaanya di Kuba. Pada April 1961, mereka mengadakan serangan di Teluk Babi, dengan merekrut tentara Kuba yang ada dalam pengasingan untuk menyerang pulau tersebut Tanggal 15 April 1961, hari setelah Castro menggambarkan revolusinya sebagai seorang sosialis, empat lapangan udara Kuba dibom oleh pesawat A-26. Pengeboman ini berlangsung ditahap awal invasi teluk babi. Rakyat Kuba yang berada dipengasingan itu didanai dan dilatih oleh CIA yang melakukan serangan ke Kuba, namun tidak berhasil pada tanggal 17 April 1961.
Serangan brigade 2506, sebuah pasukan yang berjumlah sekitar 1400 orang Kuba dalam pengasingan yang dikomandani oleh Manuel Artime dan pemimpin operasi CIA Grayston Lynch dan William Robertson, mendarat di bagian tenggara Havana, tepatnya di Playa Giron, Teluk Babi oleh Erneido Oliva, kebanyakan dari pasukan sebanyak 1200 orang membuatnya turun ke darat, namun cadangan amunisi dalam dua kapal pendukung yang disediakan Amerika serikat, Houston dan Rio Escondido, ditenggelamkan oleh tentara Kuba, dan Sea Fury yang digerakkan dengan baling-baling kapal dan T-33 Jets pun hilang. Presiden Kennedy pun dipengaruhi oleh pejabat Departemen Negara, termasuk Roy Rubottom dan asistennya William Weiland yang terlibat dalam masalah-masalah dengan Castro sejak kerusuhan Bogota dan juga persoalanpersoalan Kuba tahun 1933 sebagai asisten Sumner Welles.
Kennedy mengambarkan dukungan bagi invasi Teluk Babi pada menit-menitr terakhir dengan Kennedy membatalkan beberapa bentuk pengeboman yang bisa melumpuhkan seluruh Angkatan Udara Kuba. Prembatalan juga mencegah Angkatan Laut Amerika menunggu disepanjang pantai dari pendaratan dalam mendukung masyarakat Kuba yang berada dalam pembuangan. Setelah tiga hari pertempuran, sekitar 100 penyerang yang mungkin 2000 milisi, telah tewas (kebanyakan terjebak dalam bus di jalan yang melewati rawa), sedangkan sisa para penyerang ditangkap. Setidaknya sembilan penyerang dieksekusi secara formal, sejumlah orang tewas karena lemas dalan truk trailer yang tidak ada lubang anginnya. Kegagalan upaya invasi Teluk Babi sebagai pengambilan keputusan yang buruk, khususnya bagi orang-orang Amerika-Kuba sendiri, memandang masalah ini sebagai sebuah keputusan pemerintahan Kennedy dalam upaya menyingkirkan para pelarian Kuba yang dianggap mengganggu Amerika.
CIA sendiri dalam sebuah laporan internalnya menuduh bahwa kegagalan itu sebenarnya hanya terletak pada ketidakkompetenan internal. CIA juga menyatakan bahwa kegagalan itu terletak pada kekliruan analisis orang Amerika lainnya. Apapun alasannya, yang jelas invasi itu menjadikan castro lebih popular. Melalui peristiwa itu, Castro bahkan memperolah kekuatan baru untuk menanamkan sentiment-sentimen nasionalistik dalam rakyatnya, dalam rangka mencari dukungan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan ekonominya. Dalam kegagalan Invasi Teluk Babi yang lebih menyakitkan lagi bagi Amerika, bahwa Kuba berhasil menyandera seribu lebih tawanan Amerika, tapi justru Amerika yang harus memasok sejumlah makanan dan obat-obatan seharga 53 juta dolar sebagai pembayaran untuk membebasakan para tawanan. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Castro, ”Imperialisme telah membayar kerugian perang!” Fidel Castro setelah berkuasa melakukan banyak pembenahan di lingkup pemerintahan Kuba.
Salah satu hal adalah menjadikan Kuba menjadi Negara Sosialis, ditahun 1961, bersamaan dengan pidato May day, Castro menyatakan bahwa Kuba resmi menganut paham sosialis. Pada tanggal 23 Maret 1962, sebuah partai politik organizaciones revolusionarias Integradas (ORI, didirikan oleh Castro dan sekaligus sebagai sekretaris utamanya. Pada tahun 1963, partai itu kemudian berganti nama menjadi Partindi Unido de la revolucion Socialita (PURS) dan oktober 1965 berubah lagi menjadi Partido Comunista de Cuba (partai Komunis Kuba). Sejak Castro berkuasa, pada tanggal 7 Februari 1962 AS secara progresif telah memberlakukan undang-undang yang dimaksudkan untuk mengisolasi Kuba secara ekonomi lewat embargo AS dan langkah-langkah lainnya, seperti menghukum warga AS yang berlibur di Kuba.
v Krisis Misil Kuba
 Kuba tahun 1962, yang membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet saling melakukan konfrontasi secara langsung terhadap Kuba. Krisis Misil Kuba dimulai ketika Uni Soviet menempatkan misil-misil nuklir di Kuba pada 1962. Sebagai jawabannya, AS melakukan blokade di perairan internasional. Umumnya orang percaya bahwa ini adalah saat terdekat dunia dengan bencana nuklir. Uni Soviet mundur, setuju untuk menyingkirkan misil-misilnya dengan imbalan janji AS untuk menyingkirkan misil-misil nuklir serupa di Turki dan untuk tidak pernah menyerang Kuba lagi.
Khruschev bertemu dengan delegasi Kuba yang dipimpin oleh Raul Castro pada bulan Juli, setelah berkonsultasi dengan penasehat militernya. Akhirnya disetujui penyebaran Soviet R-12 MRBM di daratan Kuba, namun Lockheed U-2 Amerika pun melakukan pengintaian konstruksi instalasi missil pada tanggal 15 Oktober 1962 sebelum senjata-senjata disebarkan.Amerika pun memandang instalasi senjata nuklir Uni Sovyet yang berjarak tempuh 90 mil ke selatan Key West sebagai sebuah tindakan agrisif dan ancaman bagi keamanan Amerika, akibatnya, Amerika Serikat mengumumkan kepada publik penemuannya pada tanggal 22 Oktober 1962, dan melakukan karantina di sekitar Kuba yang akan secara aktif menangkap dan mencari berbagai saluran utama ke pulau tersebut. Nikolia Sergeevich Leonov, yang akan menjadi Jenderal dalam Direktorat Intelijen KGB, dan kepala Deputi KGB Sovyet di Warsawa, menjadi penerjemah Castro yang digunakan untuk kontak dengan Rusia (Ferdinan Zaviera, 2007: 67) Dalam surat pribadinya kepada Khrushchev tertanggal 27 Oktober 1962, Castro mendesak Khrushchev untuk melancarkan serangan nuklir pertama terhadap Amerika Serikat jika Kuba diserang Amerika, tapi Khrushchev menolak respon serangan. Namun, komandan lapangan Sovyet di Kuba melegalkan penggunaan senjata nuklir taktis jika diserang Amerika.
Khrushchev pun setuju untuk menghilangkan missil jika Amerika punya komitmen untuk tidak menyerang Kuba dan juga jika ada pemahaman bahwa Amerika akan menghilangkan MRBM Amerika yang menargetkan serangan ke Uni Sovyet lewat Turki dan Italia, sebuah ukuran yang tidak diimplementasikan oleh America. AS tidak pernah lagi mengancam Kuba secara terbuka, namun dapat dibilang bahwa AS terlibat dalam kegiatan-kegiatan rahasia yang sangat terinci dan absurd untuk membunuh Castro, yaitu Proyek Kuba. Castro dan AS berduel dalam aksi-aksi Perang Dingin. Dalam serangan teroris yang terkenal pada 1976 terhadap Cubana Penerbangan 455 di mana 73 orang meninggal konon direncanakan oleh lawan-lawan Castro yang didanai CIA dan beroperasi dari Venezuela. AS juga mendukung kelompok-kelompok teroris anti-Castro di Miami dalam serangan-serangan mereka terhadap Kuba.
 Pada April 1980, lebih dari 10.000 orang Kuba menyerbu kedutaan besar Peru di Havana untuk memperoleh perlindungan politik. Sebagai jawaban, Castro mengizinkan siapapun yang ingin meninggalkan negara itu untuk pergi melalui pelabuhan Mariel. Dalam penyelamatan Mariel dengan kapal, lebih dari 125.000 orang Kuba bermigrasi ke AS. Akhirnya AS menghentikan arus kapal-kapal itu dan Kuba menghentikan eksodus yang tidak terkendali itu. Keruntuhan Uni Soviet pada 1991 merupakan pukulan ekonomi yang dahsyat bagi Kuba. Ini menyebabkan exodus pencari perlindungan lainnya yang juga tidak terkendali ke AS pada 1994, yang berhasil ditekan hingga hanya beberapa ribu setahun di bawah perjanjian AS-Kuba. Kini arus ini tampaknya meningkat lagi, meskipun jauh lebih lambat daripada sebelumnya. Bertahun-tahun dibawah pemerintahan Castro, Kuba terus tumbuh, termasuk bidang ekonominya. Ditahun 1983 pertumbuhan ekonomi Kuba telah mencapai 5%. Dalam bidang pendidikan, Kuba yang hidup di tengah kemiskinan akibat embargo ekonomi Amerika, masih sanggup menggratiskan seluruh biaya pendidikan bagi rakyatnya.


BAB III
PENUTUP
-Kesimpulan
1. Pada Oktober 1944 sampai Oktober 1948 Kuba dipimpin oleh Presiden Ramon Grau San Martin, dan mulai Oktober 1948 dipimpin oleh Presiden Carlos Prio Socarras. Pada September 1933, Batista mengadakan “pemberontakan sersan” yang menjatuhkan Gubernur Provisi Carlos Manuel de Cespedes yang sebelumnya menjatuhkan diktator Gerardo Machado y Morales. Bukannya langsung berkuasa, Batista malah mengendalikan banyak presiden boneka sipil sambil menyusun kekuatan di angkatan bersenjata dengan menjadi ketua staf angkatan bersenjata hingga 1940, saat ia sendiri terpilih sebagai presiden. Batista memulai Batista memperbolehkan mafia di bawah pimpinan gangster New York Meyer Lansky, dan menjalankan kasino di sana. Di bawah panduan kejahatan lansky, Kuba menjadi pulau peristirahatan bagi Amerika Serikat yang terkenal karena cerutu, musik, rum dan kebebasan terhadap pelacuran.
Batista sendiri memperkaya diri dengan suapan, dan di akhir
masa jabatan presiden pertamanya pada 1944, ia pergi ke Florida sebagai orang kaya. Pada tahun 1952, Batista kembali ke Kuba, menguasai pemerintahan melalui kudeta tak berdarah. Dua tahun kemudian Batista menjabat sebagai presiden lewat pemilu rakyat dan terpilih kembali pada tahun 1958. Tetapi, periode kedua jabatannya ditandai dengan represi brutal. Batista mengendalikan pers, universitas, dan kongres dengan tangan besi, Batista juga mengambil keuntungan dari meningkatnya perekonomian. Batista yang tidak memahami sendiri tentang kondisi dalam negerinya, di mana penderitaan rakyat meningkat, sementara Amerika sendiri sebagai salah satu Negara demokrasi, sejak awal tidak pernah mendukung aksi kudeta Batista secara tulus. Pemerintahan Batista yang diktatorial mengakibatkan Fidel Castro, seorang ahli hukum muda, memberontak dengan menyerang kesatuan Tentara di Santiago de Cuba.
2. Perjuangan Fidel Castro dalam menggulingkan rezim Batista diawali dengan adanya kerusuhan Bogota. Pada tahun 1948, Castro berkunjung ke Bogota, Kolombia, untuk menghadiri konferensi politik para pelajar Amerika Latin yang bertepatan dengan pertemuan ke-sembilan Konferensi Uni Pan-Amerika. Para pelajar menggunakan kesempatan ini untuk mendistribusikan pamflet bernada protes atas dominasi Amerika Serikat terhadap Western Hemisphere. Beberapa hari kemudian, pimpinan Partai Liberal Kolombia yang populis, Jorge Eliecer Gaitan terbunuh, yang memicu kerusuhan yang sangat besar dijalanan . Kerusuhan dan penjarahan meluas ke kota-kota lain di Kolombia, yang memulai masa kekacauan yang menjadi terkenal di La Violencia , yang jug a melibatkan para pelajar . Ketika Castro dikejar oleh penguasa Kolombia atas perannya dalam berbagai kerusuhan, Castro berlindung di kedutaan Kuba dan kemudian diterbangkan kembali ke Havana.
 Sekembalinya ke Kuba, Castro menjadi kandidat untuk duduk di parlemen Kuba ketika Jenderal Fulgencio Batista memimpin coup d’etat pada tahun 1952, yang berhasil melengserkan pemerintahan Presiden Carlos Prio Soccaras dan membatalkan pemilu. Di Kuba Catro membentuk sebuah organisasi pendukung bawah tanah menyerang Batista, dan pada tanggal 26 Juli 1953, Castro dan Raul menyerang barak Moncada, kemudian gerakan ini lebih dikenal dengan gerakan 26 Juli. Selama satu setengah tahun, gerilyawan Gerakan 26 Juli bertahan di pegunungan Sierra Maestra. Di pegunungan Sierra, Castro akhirnya tertangkap dan Castro dibebaskan pada Mei 1955 dan pergi ke Mexico. Saat di Mexico, Castro bertemu dengan buangan Kuba yang lain dan merencanakan Gerakan 26 Juli, nama gerakan itu diambil setelah tanggal serangan yang gagal ke Barak Moncada. Tujuan utamanya adalah kembali menyerang Fulgencio Batista.
Castro pun belajar dari pengalaman serangan ke Moncada dan merencanakan taktik baru yang dibutuhkan jika kekuatan Batista sulit untuk ditaklukan. Rencana tersebut menggunakan taktik gerilya klasik yang pada waktu itu merupakan bentuk pertempuran yang tidak dikenal oleh Fulgencio Batista. Di Mexico, Castro bertemu Ernesto’Che’Guevara, seorang teoritis dan ahli taktik perang gerilya. Che bergabung dengan pembentukan keyakinan politik pada diri Castro. Dua tahun perjuangannya melawan Batista menimbulkan simpati yang cukup besar dari media massa dan publik Amerika Latin pada umumnya.
Pada Mei 1958, Batista mengeluarkan Operasi Verano yang bertujuan untuk memerangi Castro dan kelompok anti-pemerintah lainnya. Operasi tersebut disebut “la Ofensiva” oleh para pemberontak. Operasi Verano adalah Revolusi Kuba yang paling memalukan bagi angkatan bersenjata dan pemerintahan Fulgencio Batista. Hal ini dikarenakan 12 ribu tentara profesional Kuba di bawah pimpinan jenderal Eulogio Cantillo ditugaskan untuk mengepung dan membinasakan 300 gerilyawan yang dipimpin Fidel Castro dan Che Guevara. Pasukan Guevara berhasil menggulingkan kereta baja Batista yang dikirimkan untuk membantu tentaranya dikota Las Villas ketika Cienfeegos menang dalam perang Yuguajay. Dengan berhasil menaklukan di semua sisi, pasukan Batista pun hancur.
3. Memasuki fase awal setelah tergulingnya Batista, Castro hanya menjadi panglima tertinggi. Sementara jabatan presiden diberikan kepada Dr. Manuel Urrutia Lleo, seorang hakim liberal yang melepaskan diri dari pemerintahan Batista. Sedangkan cabinet dipimpin oleh Jose Miro, seorang professor hukum. Pada 7 Januari 1959, Amerika mengakui keberadaan Kuba dibawah pemerintahan yang baru. Pada 16 Februari 1959, setelah pengunduran diri Miro Cardona, Fidel Castro disumpah sebagai Perdana Menteri, jabatan sebelumnya sebagai panglima tertinggi angkatan perang diserahkan kepada adiknya Raul Castro.
Castro mulai mengambil alih kekuasaan, pada mei 1959. Presiden Dwight Eisenhower memutuskan hubungan dengan Kuba pada tanggal 3 Januarai 1961. Pada tahun 1961, rakyat Amerika melakukan kampanye besar-besaran untuk menjatuhkan Castro dari kekuasaan, Amerika mengadakan serangan di Teluk Babi, dengan merekrut tentara Kuba yang ada didalam pengasingan untuk menyerang pulau tersebut. Kegagalan upaya invasi Teluk Babi sebagai pengambilan keputusan yang buruk, khususnya bagi orang-orang Amerika-Kuba sendiri, memandang masalah ini sebagai sebuah keputusan pemerintahan Kennedy dalam upaya menyingkirkan para pelarian Kuba yang dianggap mengganggu Amerika. Setelah berkuasa, Castro pun melakukan banyak pembenahan di lingkup pemerintahan Kuba.
Salah satu hal adalah menjadikan Kuba menjadi Negara Sosialis ditahun 1961, bersamaan dengan pidato May day, Castro menyatakan bahwa Kuba resmi menganut paham sosialis. Ketegangan antara Castro dan Amerika Serikat semakin kuat selama terjadi krisis missil Kuba tahun 1962, yang membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet saling melakukan konfrontasi secara langsung terhadap Kuba. Selama bertahun-tahun dibawah pemerintahan Castro, Kuba terus tumbuh, termasuk bidang ekonominya. Ditahun 1983 pertumbuhan ekonomi Kuba telah mencapai 5%. Dalam bidang pendidikan, Kuba yang hidup di tengah kemiskinan akibat embargo ekonomi Amerika, masih sanggup menggratiskan seluruh biaya pendidikan bagii rakyatnya.





KRITIK DAN SARAN

1. Kepada mahasiswa Program Sejarah penulis mrnyarankan agar mengambil pelajaran dari     kondisi Kuba di bawah rezim Fulgencio Batista, sebagai sarana untuk mewaspadai rezim yang berkuasa penuh atau pemerintahan secara diktator yang melakukan korupsi besar-besaran di Indonesia.
2. Kepada para pembaca dapat mengambil hikmah dari pemerintahan Batista. Seorang pemimpin negara jika dalam pemerintahannya dijalankan dengan cara diktator maka tidak akan berlangsung lama.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, AZ. Dan Baharudin Lopa. 1982. Bahaya Komunisme. Jakarta : N. V.
Bulan Bintang.
Abu Daud Busroh. 1987. Hukum Tata Negara, Perbandingan. Jakarta : Bina
Aksara
Archer, Jules. 2007. Kisah Para Dikatator Biografi Politik Para Penguasa Fasis,
Komunis, Despotis dan Tiran. Yogyakarta : Narasi
Buverger, Maurice. 1982. Sosiologi Politik, Jakarta: Rajawali.
Darji Darmodiharjo. 1982. Pancasila dalam beberapa Perspektif. Jakarta : Aries
Lima
Deliar Noer. 1987. Pemikiran Politik di Dunia Barat. Jakarta : Rajawali Press.
Ensiklopedia Nasional Indonesia V. 1989. Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka.


http://kompas.com.
















luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com